REASON (END)

23

Perkataan Jinyoung itu membuat Minju terperanjat kaget, wajahnya memucat.

"Apa katamu?"

"Aku tidak asal bicara, Minju. Aku mempunyai bukti." Jinyoung mengeluarkan berkas-berkas dari tasnya. "Kau tentu punya beberapa pertanyaan, kenapa kau bisa dengan mudahnya masuk ke perusahaan milik Yujin, kenapa dia dengan mudahnya menikahimu. Semuanya ada alasannya. Yujin adalah orang yang sama, yang mobilnya menabrak mobil ayahmu hingga tewas sepuluh tahun lalu."

"Apa?" Minju sebenarnya sudah bisa mencerna seluruh perkataan Jinyoung. Benaknya sudah menemukan kesimpulan dari apa yang dikatakan Jinyoung. Tetapi hatinya berteriak, menolak untuk percaya begitu saja.

"Kau ingat, kan? Orang yang menabrak ayahmu itu juga bernama Yujin, anak pengusaha kaya yang lolos begitu saja karena mereka mempunyai banyak uang." Jinyoung memberondong Minju dengan semua informasi. "Yujin yang kau nikahi itu adalah Yujin yang sama, anak kaya yang mabuk dan mengebut, lalu menerobos lampu merah dan menabrak ayahmu yang tidak bersalah."

"Tidak. Tidak mungkin."

"Aku sudah menyelidikinya untukmu." Jinyoung membuka berkas-berkasnya dan menunjukkannya kepada Minju dengan bersemangat. "Lihat artikel koran ini. Ini beberapa artikel yang aku cetak dari data history di perpustakaan nasional, artikel-artikel ini membahas tentang kecelakaan yang dialami oleh ayahmu dan Yujin, lihat di sini, disebutkan Putra milyuner bernama Ahn Yujin. Kau pikir ada berapa milyuner yang bernama Ahn Yujin di negara ini? Kau harus mengerti, Minju. Semua ini adalah rencana gila Ahn Yujin, dia mungkin ingin menguasaimu ke dalam pernikahan entah dengan tujuan apa. Yang pasti, selama ini dia membohongimu."

Ingatan Minju melayang ke masa samar sepuluh tahun lalu. Ketika dia sedang berduka luar biasa, atas kematian ayahnya yang tidak adil, disusul oleh kematian ibunya yang sakit sejak ditinggalkan ayahnya. Minju sebatang kara di dunia dan merasa benci kepada lelaki bernama Yujin, anak orang kaya yang telah menghancurkan hidup keluarga kecilnya. Kemudian lelaki itu datang dengan sombongnya ke rumahnya, membawa bunga.

Dan Minju menyerangnya, dia tidak ingat masa itu, dia tidak memperhatikan wajah lelaki itu, yang diingatnya adalah dia melampiaskan seluruh kemarahan dan kebenciannya kepada lelaki yang membunuh ayahnya. Dan kemudian lelaki itu pergi. Tidak pernah muncul lagi di dalam kehidupannya. Ahn Yujin... Suaminya?

Jantungnya berdegup dengan kencang dan tangannya mulai gemetaran. Oh Astaga. Seharusnya dia menyadarinya. Nama mereka sama. Dan sikap Yujin seharusnya membuatnya curiga. Lelaki itu terburu-buru menikahinya, untuk apa? Yujin mengatakan mencintainya, dan sekarang Minju ragu. Minju meragukan semuanya. Karena semuanya hanyalah kebohongan.

"Yujin sudah mengatur semuanya, Minju. Malam itu aku dijebak. Sihyun sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa Yujin menyuruhnya membuatku mabuk dan merayuku. Dia ingin memisahkan kita berdua." Suara Jinyoung terdengar muak.

"Sepertinya dia memiliki obsesi terpendam untuk memilikimu. Dan rupanya dia berhasil. Karena dia berhasil menikahimu, Minju. Tetapi aku mencari tahu dan aku menemukan rahasia ini. Kau hanya diperalat, Minju. Dan lelaki itu membohongimu."

Minju terpaku dengan wajah memucat. Matanya berkaca-kaca, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang. Ditatapnya Jinyoung tanpa ekspresi.

"Terima kasih atas informasi yang kau berikan."

Reaksi tenang ini tentulah bukan yang diharapkan oleh Jinyoung. Lelaki ini mengira Minju akan menangis kemudian dia bisa memeluknya dan menghiburnya, membuat Minju jatuh ke dalam jeratnya lagi. Tetapi Minju begitu tenang meski wajahnya pucat pasi dan matanya berkaca-kaca.

"Kau tidak apa-apa, Minju?" Jinyoung berusaha meraih jemari Minju, tetapi Minju menghindarinya.

"Aku tidak apa-apa, Jinyoung. Terima kasih atas informasi yang kau berikan kepadaku. Aku juga berterimakasih karena kau begitu perhatian dan mencemaskanku." Minju menghela napas panjang. "Setelah ini aku harap kita tidak akan bertemu lagi."