12

4.2K 221 62
                                    

Gaun pengantin itu tiba-tiba saja sudah ada di sana, bersama Wonyoung yang menunggunya. Dan kemudian dia sudah didandani dengan begitu cantiknya, sehingga hampir tidak mengenali dirinya sendiri di depan cermin.

"Aku senang kita bertemu lagi akhirnya." Wonyoung tersenyum ramah pada Minju. "Tetapi sekarang keadaannya berbeda, kau akan menjadi kakakku."

Minju tersenyum dan menelan ludahnya dengan gugup. "Kau tahu ini mungkin terlalu cepat untukku.. Aku.. Aku merasa mual" Minju benar-benar merasa gugup. Pernikahannya akan berlangsung sebentar lagi, dan perasaannya kacau balau, campur aduk.

Ini pernikahan? Ya ampun. Dan dia akan melangsungkannya dengan orang yang bahkan tidak dia kenal dekat. Apakah dia sudah gila? Tetapi harus bagaimana lagi? Insiden di malam pesta itu membuat segalanya berbeda. Dan seperti kata Yujin, Minju sudah tidak bisa mundur lagi.

"Kau tidak apa-apa, Eonnie?" Wonyoung menyentuh pundak Minju lembut, menyadarkan Minju dari lamunannya. Minju tampak begitu pucat sehingga membuat Wonyoung cemas.

"Aku tidak apa-apa. Mungkin pernikahan ini membuatku sedikit gugup." Jawab Minju pelan.

Wonyoung tersenyum memaklumi, siapa yang tidak gugup kalau baru tahu bahwa akan menikah sehari sebelumnya? Oppanya memang keterlaluan, Wonyoung tidak bisa menyalahkan Minju, kalau dia jadi Minju mungkin dia sudah pingsan di tempat.

"Yujin orang yang baik. Percayalah, ketika dia memutuskan akan menikahimu, maka dia akan menjagamu." Wonyoung tersenyum menenangkan dan menggandeng tangan Minju. "Ayo, aku akan mengantarmu kepadanya."

.






.






.







.

Mereka sudah menikah. Minju termenung, tiba-tiba saja mereka sudah sah sebagai suami istri. Seperti mimpi rasanya. Terjadi begitu saja. Lalu sekarang apa?

Minju melirik ke arah Yujin yang sedang duduk di sebelahnya, mereka sedang makan malam sederhana bersama saksi pernikahan dan beberapa teman. Lelaki yang duduk di sebelahnya ini, Yujin.. Sekarang adalah suaminya.

Suaminya…


Minju melafalkan kata-kata itu berulang-ulang dalam hati. Mencoba membuat hatinya terbiasa. Tetapi rasanya terlalu cepat untuk membuat sesuatu yang berlangsung begitu tiba-tiba menjadi terbiasa untuk hatinya.

"Kau akan senang berada di sana, Eonnie."

Suara Wonyoung mengagetkan Minju dari pengamatan tersembunyinya pada Yujin. Dia sedikit terbatuk dan berusaha kembali ke dalam percakapan.

Mereka sedang membicarakan apa?

"Pulau itu, pulau pribadi milik Yujin tempat kalian akan berbulan madu nanti, adalah pulau kecil yang sangat indah, dengan fasilitas yang lengkap tentunya. Yujin punya rumah yang indah di sana lengkap dengan para pelayannya, ada desa kecil di bawah bukit yang hanya berisi 50 kepala keluarga, kebanyakan bekerja untuk Yujin. Pulau itu surga kecil yang indah, aku yakin kau akan senang di sana." Wonyoung menyambung perkataannya dan tersenyum kepada Minju, membuat Minju bingung harus menanggapi apa.

Mereka akan pergi ke pulau? Jadi mereka tidak akan pulang ke kota mereka? Minju harus menanyakan rencana Yujin, kalau tidak dia akan disibukkan dengan kejutan-kejutan yang tidak akan disangkanya.

"Kami akan berangkat nanti, setelah menghabiskan beberapa hari di sini. Aku ingin membuat Minju terbiasa denganku dulu." Yujin setengah bergumam kepada Wonyoung, lalu dia menyentuh lembut jemari Minju, yang kali ini sudah mengenakan cincin pernikahan darinya, dengan berlian yang lebih besar dan lebih indah dari cincin pertunangannya. "Kau akan menyukai pulauku, Minju. Kita akan tinggal di sana untuk sementara."

REASON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang