16

2.3K 185 14
                                    

"Kau harus mengatakan kepadaku." Lagi-lagi Jinyoung menghalangi jalan Sihyun di lobi apartemennya.

Sihyun menatap Jinyoung dengan jengkel. Beberapa hari ini Jinyoung sangat mengganggunya. Lelaki itu muncul di mana saja, berusaha mengorek-orek rahasia yang mungkin disembunyikan oleh Sihyun.

"Aku bisa menyuruh polisi menangkapmu kalau kau terus menguntit dan menggangguku seperti ini."

"Tidak perlu sampai seperti itu." Jinyoung menarik nafas frustasi. "Aku cuma butuh jawaban."

"Bukankah aku sudah menjawabmu? Kau berkali-kali bertanya kenapa aku merayumu malam itu. Aku sudah menjawab, mungkin karena aku sedang ingin bercinta! Titik! Itu saja jawabanku. Tetapi kau masih terus-menerus menggangguku. Sebenarnya kau ingin jawaban apa?"

"Karena jawabanmu bohong." Jinyoung menatap Sihyun tajam. "Katakan padaku yang sebenarnya Sihyun, atau aku akan terus mengganggumu."

"Baiklah!" Sihyun setengah menjerit, tak tahan lagi. "Aku merayumu karena Yuj— maksudku Zhen Ahn yang menyuruhku. Dia ingin membuat Minju memergokimu sedang bercinta denganku!"

"Kenapa Zhen Ahn sajangnim ingin kau melakukan itu, Sihyun? Apa yang dia inginkan dari Minju?"

Sihyun mengerang. Jinyoung tidak akan berhenti mengorek informasi, dan dia tanpa sengaja telah membocorkan informasi penting kepada lelaki ini. Ya ampun. Yujin akan amat sangat marah kepadanya.

"Aku tidak tahu. Dia memintaku dan aku melakukannya. Aku tidak bertanya apa tujuannya dan kenapa. Kalau kau memang ingin tahu, tanyakan pada Zhen Ahn sajangnim sendiri." Sihyun mengibaskan rambutnya dan membalikkan tubuhnya, kemudian berhenti dan menatap Jinyoung penuh peringatan. "Jangan menggangguku lagi, Bae Jinyoung. Atau aku akan melaporkanmu kepada polisi atas perbuatan tidak menyenangkan, dan aku tidak main-main." Serunya sebelum melangkah pergi, meninggalkan Jinyoung termenung di sana.

Dahi Jinyoung berkerut memikirkan jawaban Sihyun. Jantungnya berdegup kencang. Jadi benar semua dugaannya. Semua ini sudah direncanakan oleh Zhen Ahn sajangnim. Lelaki itu dari awal mungkin sudah mengincar Minju dan berniat menyingkirkannya, meskipun dengan cara yang licik. Jinyoung menggertakkan giginya. Dia telah dijebak dan dipermalukan di depan Minju, tanpa kesempatan untuk membela diri. Kemudian Minju mencampakkannya begitu saja untuk menikahi Zhen Ahn sajangnim.

Jinyoung tidak akan tinggal diam. Dia akan membalas, ketika waktunya sudah tepat nanti.

.









.









.







.

"Aku ingin kau segera hamil." Yujin tersenyum sambil mengusap perut Minju. Mereka sedang berbaring di atas ranjang, bersiap untuk tidur setelah percintaan mereka yang panas dan bergelora. Tubuh mereka telanjang di balik selimut, saling memeluk erat.

Minju yang sudah setengah tertidur di pelukan Yujin langsung terjaga mendengarnya. Hamil, mengandung anak Yujin. Pikiran itu terasa begitu menyenangkan untuknya. Memiliki anak-anak dari Yujin, yang tampan dan eksotis dengan rambut gelap dan mata berkilauan, pasti amat sangat membahagiakan.

"Apakah kau mau mengandung anak-anakku?"

"Tentu saja, Yujin." Minju tersenyum dan mendongakkan kepalanya, menatap Yujin lembut. "Kau kan suamiku. Pikirmu aku akan mengandung anak siapa kalau bukan dirimu?"

Yujin tertawa, tawa yang dalam dan terdengar seksi di telinga, mengalun lembut. "Kalau begitu kita harus giat mengusahakannya."

Minju mengangkat alisnya. "Kau melakukannya pagi, siang, sore, dan malam. Kurang giat apalagi?"

REASON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang