#37

137 21 1
                                    

Author's pov

Seorang berdiri di balkon hotel meratapi kota Paris yang begitu indah di pagi hari sembari menyesap kopi hangatnya. ini hari terakhir ia di Paris, Paris bukanlah kota romantis menurutnya.

Sesekali, air mata nya pun jatuh tanpa ia sadari, ia masih terdiam diri, memikirkan hal yang membuatnya sedih. Bagaimana tidak sedih kalau orang yang dicintainya meninggalkannya di kota Paris ini.

Ia pun membiarkan airmatanya mengering, tanpa mengelapnya. lalu berbalik badan, menyeret koper yang sudah ia rapikan dari semalam, ia harus ke bandara seorang diri.

Sebelum keluar kamar hotel, ia pun berbalik badan, melihat kembali kamar hotel yang pernah ia tinggali bersama perempuan yang ia cintai.

Sekarang, dia harus pulang ke kota nya sendiri, sudah satu minggu dia tidak dapat respon, dia merasa sepertinya nomor ia sudah di block olehnya.

Ia pun kembali menyeret koper nya, dan turun ke lobby, mukanya yang sangat amat datar, tidak mengucapkan sepatah kata pun saat ia ingin membayar kamar hotel. tapi seorang resepsionist pun mengerti tujuan ia kebawah adalah untuk membayar karena ia sudah membawa bawa kopernya.

Ia memutuskan untuk naik taksi ke bandara.

"where you going sir?" Supir taksi tersebut pun menanya.

butuh waktu lama untuk menjawabnya, akhirnya ia menjawab, "Charles de Gaulle Airport." dengan datar.

"Ok, sir." jawab supir taksi tersebut sembari melihat penumpang lewat pantulan kaca spion. supir taksi tersebut pun melihat wajah yang sangat datarnya itu.

seperti tidak punya tujuan hidup saja. Batin seorang supir taksi.

Setelah sampai di bandara, ia pun langsung mengeluarkan sejumlah uang dan memberi ke supir taksi tersebut lalu keluar sembari menyeret kopernya.

supir taksi tersebut pun melihat uang yang diberi oleh penumpang tersebut pun sangatlah banyak melebihi tarif biasanya.

"Sir, uangmu kelebihan!" teriak supir taksi dari dalam mobil, tapi penumpang tersebut pun tidak menoleh sama sekali, dia hanya melanjuti langkahnya.

akhirnya supir taksi tersebut pun menganggap bahwa memang ia sengaja memberinya uang lebih. supir taksi tersebut pun menanya nanya mengapa ia sedaritadi hanya diam dengan tatapan kosong. tapi setidaknya ia mempunyai hati yang baik dengan memberi sejumlah uang yang lebih.

*****

-esok harinya-

"Kau yakin tidak ingin ikut denganku? tinggalah di London untuk beberapa hari, aku akan rindu denganmu." ucap Barbara yang sedari tadi melihat Zayn menyetir.

Mereka berdua menuju bandara London, Zayn mengantar Barbara untuk pulang ke kota dimana ia tinggal, karena liburan kuliah Barbara akan segera usai.

"Tidak bisa, sayang. masih banyak yang perlu kukerjakan disini." Ucap Zayn tanpa mengalihkan pandangannya ke arah jalan.

"Kau 'kan seorang owner, bukan seorang pegawai. kau bisa melakukan apa saja, Zayn, apa lagi yang harus kau kerjakan?"

Zayn pun terkekeh, "Bukan seperti itu, Barbara.. aku memang yang mempunyai toko-tokoku, tapi 'kan toko-tokoku tidak hanya satu, ada banyak. aku harus mengontrolnya."

"lalu, bagaimana dengan tokomu yang ada di London? bukankah kau harus mengontrolnya juga?" Jawab Barbara, Barbara ingin sekali Zayn ikut ke London.

dirty chat (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang