#57

85 9 1
                                    


"Connor?" Aku menatapnya penuh dengan ketidakpercayaan.

"Ia memintaku untuk pergi bersamanya, awalnya Harry tidak bilang padaku kalau ia hanya ingin melihatmu, jadi aku menyutujuinya."

Aku mengusap wajahku dengan kasar, memahami hal ini secara perlahan-lahan. Ternyata Connor itu adalah Harry. Ia mengikuti aku dan Zayn selama disana? ini gila.

"Kau masih tidak percaya denganku? Bahkan aku mempunyai foto kalian berdua ketika di pantai."

"Cukup. Tidak perlu. Aku percaya padamu,"

Bagaimana bisa ia tau tempat aku dan Zayn honeymoon?

"Bagaimana Harry bisa tau?"

"Kau sendiri yang memposting foto di Harbour Island."

"Lewat instagramku?"

"Ya."

"Ini semua diluar dugaanku. lalu bagaimana Harry bisa terkena penyakit jantung?"

"Harry adalah seorang yang pekerja keras, ia jarang istirahat, tekanan darahnya juga tinggi, Harry mempunyai banyak pikiran, aku tau itu mengenai kantornya. Satu lagi, ia bahagia melihatmu bahagia dengan Zayn. Tapi itu yang membuatnya sakit hati terus-menerus. Menurutku, salah satu penyebabnya adalah Kau. Ia terlalu sering memikirkanmu."

Mataku seketika perih lagi, sepertinya airmataku sudah mengumpul di pelupuk mataku, satu kedipan air mataku akan jatuh.

Dan benar, airmataku jatuh, hatiku terasa perih ketika mendengar ucapannya barusan, apa benar aku salah satu penyebabnya?

__

Hari kian malam, sekarang aku sedang duduk di kursi samping kasur yang sedang Harry tiduri, aku menatapnya dengan penuh kesedihan, sesekali aku memegang telapak tangannya, mengusapnya.

Mengapa kau masih belum sadar juga, Harry? Aku sekarang ada disampingmu, bangunlah.

ocehan hatiku selalu tentang Harry. Bagaimana orang yang selalu aku anggap kuat, tidak kenal lelah terkena penyakit yang mengerikan lalu sekarat dan tidak bangun-bangun?

Belum ada sehari aku dirumah sakit, Zayn selalu menelfonku menanyai kabar Harry. Terlihat sekarang betapa peduli nya Zayn terhadap Harry. Belum ada sehari juga aku sudah rindu dengan anakku, aku belum pernah meninggalkannya seperti sekarang ini. Untungnya saja, Zayn adalah Ayah yang paling bisa diandalkan.

Aku mendengar decitan pintu rumah sakit, aku yakin itu adalah Camilla. ia bilang padaku kalau ia ingin pulang ke apartement nya sebentar untuk mengambil beberapa buah baju. Aku pun berdiri dari tempat dudukku lalu menghampirinya.

Yang kudapati bukanlah Camilla, melainkan wanita paruh baya yang dapat kutebak berumur sekitar 50an. Sekilas ia terlihat mirip Harry. Apakah dia adalah Anne Styles?

"Barbara?" Ia menatapku dari bawah sampai atas dengan kedua alisnya yang bertautan. Ia terlihat bingung akan kehadiranku. Tentu saja, aku tidak pernah bertemunya tetapi bagaimana ia bisa tau namaku?

"Y-yes?" suaraku bergetar.

Bukan jawaban yang kudapati, wanita tersebut pun dengan cepat mendekatkan dirinya kearahku lalu memelukku.

Apa maksudnya ini? aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya.

Pun aku langsung memberanikan diri untuk memeluknya kembali.

dirty chat (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang