#58

202 13 8
                                    


Author's pov

Mengerjapkan matanya berkali-kali, melihat sekeliling ruangan, mengambil nafas yang dalam lalu dikeluarkan di udara bebas.

Barbara baru saja bangun tidur dan masih berada di ruang rawat Harry, sudah 4 hari lamanya ia berada disana menunggu Harry sadar.

Mengingat kejadian tiga hari yang lalu bersama Anne Styles--Ibu dari Harry membuat Barbara menggelengkan kepalanya, Anne berpesan pada Barbara untuk berada disamping Harry ketika ia sadar nanti. Tak hanya itu, Anne juga meminta Barbara untuk berada disamping Harry sampai ia pulih.

Hal tersebut membuat Barbara sedikit tertekan dikarenakan tidak mungkin ia berada disampingnya terus-menerus sedangkan ia sudah mempunyai seorang suami dan seorang buah hati, Barbara pun menolak permintaan kedua dari Anne, Anne pun memakluminya.

Barbara's' pov

Aku bangkit dari kursi lalu
mengambil segelas air putih. Sesekali pandanganku melihat kearah Harry yang benar-benar pucat sekali. Sudah 6 hari ia tidak sadarkan diri. Dokter bilang padaku kalau keadaannya memang masih lemah, tapi ia dapat pastikan kalau Harry akan pulih. Setidaknya hal itu membuatku sedikit lebih tenang.

Ah, ya. Kemarin Zayn kemari bersama Beatrice, menjengukku dan Harry. Zayn mengkhawatirkanku padahal seharusnya aku yang mengkhawatirkan mereka berdua. Disaat itu Beatrice memelukku sangat erat, aku sangat rindu padanya.

Aku ingin  keluar dari ruangan ini untuk menghirup udara pagi di taman belakang St. Mary, disaat aku memegang kenop pintu, aku mendengar suara nafas yang terengah-engah hal itu membuatku langsung menengok kearah belakangku, aku melihat Harry terlepas dari alat Nebulizer, alat untuk membantu pernafasan. Dengan sigap aku langsung lari kearahnya, memasangnya kembali, aku berusaha mengatur nafasku agar aku tidak panik saat memasangkan alat ini di hidung serta mulutnya, aku melihat mimik wajahnya yang terkejut saat melihatku yang sedang memasang alat nebulizer ini

"Harry, slow down..! Tarik nafas yang dalam, atur nafasmu, kau harus tenang ada aku disini!" Aku benar-benar panik ketika ia tidak mau dipasangkan alat tersebut di hidung serta mulutnya.

Tangannya menepis tanganku membuat alat tersebut jatuh, dengan cepat aku langsung memencet tombol emergency yang berada di samping tempat tidur.

Harry masih menatapku melotot dengan nafas yang terengah-engah, itu membuatku takut lalu melangkahkan kakiku mundur menjauh darinya, tak lama dokter datang lalu menenangkannya, memasang kembali alat tersebut di hidung serta mulutnya. Aku kembali mengatur nafasku, jantungku benar-benar berdegup kencang disaat nafas Harry terengah-engah membuat dada bidangnya naik turun mencari oksigen dengan cepat.

Dua suster pun masuk, menyuruhku untuk menunggu diluar sebentar, aku pun menyetujuinya.

Saat diluar aku menelfon Camilla, tidak ada jawaban darinya, aku mengulanginya lagi, tetap tidak ada jawaban. Dari semalam ia izin padaku untuk pergi, tapi ia tidak bilang padaku kemana tujuannya.

Aku pun menelfon Zayn, aku lupa kalau ia sedang diluar kota, tapi aku mendengar suara bahagianya ketika Harry sudah sadar dari masa koma nya.

Aku menghubungi Anne, ia tak kunjung jawab juga, aku tau Anne sedang sibuk, ia berada di New York City. Maka dari itu ia berpesan padaku untuk menjaganya.

Menunggu 10 menit lamanya, akhirnya dokter keluar dari ruangan Harry lalu menghampiriku.

"Bagaimana keadaannya?" Tanyaku dengan panik.

"Dari awal aku sudah mengetahui kalau Mr.Styles orang yang tangguh, keadaannya sudah stabil sekarang. Kau dapat menemuinya, i guess you're the one he's looking for from the beginning."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dirty chat (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang