03. Surat Perjanjian

3.8K 341 30
                                    

"Uhuk ... uhuk ... ." Mendengar pertanyaan dari Hye Sun membuat Seok Jin tersedak hebat dan menepuk-nepuk dadanya yang agak sakit. Bagaimana tidak, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Hye Sun membahas lamaran.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Hye Sun yang berpindah dari tempat duduknya ke dekat Seok Jin untuk sekedar mengelus-elus punggung kekasihnya yang kesakitan akibat air yang memasuki paru-parunya. "Makanya, kalau minum atau makan apa pun usahakan pelan-pelan," saran Hye Sun yang terus menepuk-nepuk punggung Seok Jin.

"Apa kau benar-benar ingin menikah denganku?" Tanya Seok Jin.

"Tentu saja, karena hanya kau laki-laki yang aku suka di dunia ini. Suatu saat, kau pasti akan melamarku, kan?". Tanya Hye Sun dengan wajah polosnya. Namun, Seok Jin hanya tersenyum kecil pada kekasihnya itu. Ia tidak bisa menjawab dan kembali melanjutkan minumnya.

ooOOoo

Di malam hari yang dingin. Hana berjalan sendirian di antara kerumunan orang-orang yang ada di sekitar pusat perbelanjaan Myeongdong. Matanya tak henti melihat hal-hal yang ada di sekitar. Sejujurnya, Hana sama sekali tak punya tujuan ke mana dia akan pergi kali ini. Dia hanya merasa kesepian dan bosan di rumah sebesar itu. Tak ada hal lain lagi yang bisa dia lakukan kecuali menghibur dirinya sendiri dengan menghirup udara malam.

Selama berjalan kaki menyusuri jalanan kota yang ramai oleh orang-orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Hana tak sengaja melihat seorang pria membelikan ice cream untuk kekasihnya. Terlihat sekali bahwa gadis itu tersenyum bahagia dan memeluk kekasihnya dengan segenap jiwa. Hana pun tersenyum tipis melihat mereka. Ya, memang begitulah jika hubungan di dasarkan atas cinta. Hanya kebahagiaan saat menjalani semuanya. Berbeda dengan nasib cintanya yang menyedihkan. Jika seandainya Hana bisa mengulang waktu, ia ingin memperbaiki semuanya agar batinnya tak lagi tersiksa.

Percuma iri dengan hubungan orang lain karena itu tak akan bisa memperbaiki semuanya. Daripada merenungi nasib, Hana memilih untuk berkunjung ke toko buku yang ada di ujung jalan. Setidaknya, mental dan hatinya sedikit terobati setelah membeli komik kesukaannya. Langkah jenjang kaki Hana menyusuri lorong di antara rak yang berjejer rapi di toko. Saat bola matanya tak sengaja melihat sebuah rak yang memajang buku tentang kesehatan. Ada sebuah judul buku yang membuatnya terpaku. Menjaga bayi dalam kandungan agar tetap sehat. Hana seolah lupa akan komik favoritnya dan memilih untuk membaca buku yang segelnya udah terbuka itu. Ia membolak-balik setiap lembar halaman dan mulai membacanya sekilas.

Berikut ini ada beberapa anjuran bagi Ibu hamil dalam menjaga kehamilan masa pertumbuhan bayi di dalam kandungan :

Kontrol teratur ke dokter untuk memeriksakan kehamilan.
Hindari bahan atau zat-zat kimia yang yang menimbulkan keracunan

Berhenti merokok bila Anda merokok atau janganlah menjadi perokok pasif,

Minumlah yang lebih banyak, terutama air putih.

Konsumsi makanan yang bergizi, untuk memenuhi kecukupan gizi untuk ibu dan si kecil

Konsumsi vitamin Asam Folat

Konsumsi juga tablet penambah darah,

Berhati-hatilah dalam mengkonsumsi obat-obatan termasuk juga obat-obat tradisional.

Jangan sungkan atau takut bertanya pada dokter.

Tetaplah beraktifitas karena akan baik untuk sang ibu maupun sang calon bayi.

Hindari mandi atau berendam dengan air panas saat hamil.

Istirahatlah yang cukup.

Hana menghela napas, ia baru sadar bahwa menjaga kandungan itu tak mudah dan banyak langkah yang harus ia lakukan. Sepertinya buku ini sangat bermanfaat. Hana pun berniat untuk membeli buku ini. Ia hanya tidak mau terjadi hal buruk pada bayinya. Saat usai membayar apa yang dia beli. Hana menunjukan ekspresi bahagia saat keluar dari toko buku. Gadis itu sangat puas dengan apa yang ia lakukan karena menurutnya ini adalah langkah awal untuk menjalani hidupnya sebagai ibu.

Please, Look At Me (LIMERENCE - END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang