Hana terkesiap, kedua alisnya bertaut, mencoba mencerna apa yang Seokjin katakan. Perasaan tak nyaman bagaimana yang ia maksud? Namun, tak lama setelah itu Hana menyadari sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Apa dia sedang cemburu sekarang? Atau ini hanya delusinya saja yang berharap bahwa pria itu seperti ia pikirkan. Entahlah, apa pun itu Hana tak bisa mengiyakan apa yang Seokjin inginkan karena hanya Taehyung yang membuatnya nyaman jika berbicara masalah kandungan. Lagi pula, ia tak mau menyinggung seniornya. Aneh jadinya jika tiba-tiba ia pindah dokter tanpa alasan yang kuat.
"Merasa tak nyaman bagaimana maksudmu?" tanya Hana untuk mendapatkan penjelasan yang lebiu konkrit.
"Lebih tepatnya aku tidak suka melihatmu dekat-dekat Taehyung,"
"Aku masih tak mengerti." Bohong sebenarnya jika Hana tak mengerti pesan tersirat dari sang suami. Gadis itu hanya ingin mendengar Seokjin mengatakan seperti yang dia inginkan.
"Mungkin aku cemburu," tegas Seokjin tanpa berani menatap Hana.
Mendengar Seokjin mengucapkan kata 'cemburu' cukup membuat gadis itu tersipu malu sekaligus bahagia. Jika seandainya ia sendirian saat ini, mungkin Hana sudah jungkir balik karena kegirangan. Menari-nari untuk merayakan kemenangannya. Walau begitu, ia tak serta merta menuruti apa yang suaminya inginkan karena Taehyung sudah sangat baik padanya dari dulu dan sudah dia anggap kakaknya sendiri. Mencari sahabat sejati itu lebih susah daripada mencari pendamping hidup, benar, kan?
"Ehm, Seokjin-ssi tapi sejujurnya aku tak bisa menjauhi orang yang semasa hidupnya sudah berbuat baik padaku. Bahkan Taehyung sunbae, banyak berkorban untukku. Dia sahabat sekaligus kakak. Jadi, maafkan aku," ujar Hana seraya menggigit bibir bawahnya karena merasa tak enak hati.
Seokjin mengangguk kecil, seulas senyum ia pamerkan pada Hana. Itu sebagai tanda bahwa ia tak masalah jika istrinya tak ingin menjauhi Taehyung. Mungkin, pemuda tampan itu juga akan melakukan hal yang sama jika ia ada di posisi Hana. Menjalin hubungan baik dengan orang lain memang tak mudah. Walau sebuah lagu sudah diputar, suasana masih saja terasa canggung apalagi setelah membahas Taehyung. Ditambah dengan berhentinya mobil saat lampu merah membuat suasana semakin tak nyaman. Namun, disaat seperti ini Hana memiliki sebuah dorongan besar untuk mengetahui sesuatu. Memberanikan diri untuk menanyakan hal yang mungkin bisa menjadi sebuah luka di hatinya. Logika Hana mengatakan untuk tidak bertanya tapi instingnya mengatakan yang lain.
"Seokjin-ssi apa aku boleh-"
"Jangan panggil aku dengan cara seperti itu. Aku lebih suka kau memanggilku dengan cara yang lebih santai."
Belum juga Hana selesai bicara tapi pemuda itu sudah memotongnya. Gadis cantik bersurai hitam itu memahami apa yang dikatakan sang suami. Dan berusaha mengutarakan apa yang mengusik pikirannya. Memanggil nama Seokjin dengan cara yang lebih akrab cukup membuat Hana kelabakan. Jantungnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda tak wajar.
"Baik, maksudku, Seokjin-ah, aku ingin bertanya sesuatu. Mungkin pertanyaanku sangat konyol tapi aku penasaran. Kenapa-kenapa kau mungkin cemburu pada Taehyung sunbae?" mata Hana menelisik lebih dalam wajah Seokjin yang tengah fokus melihat lampu lalu lintas.
Seokjin bergeming walau dia sudah mendengar pertanyaan Hana. Kini ia beralih menatap istrinya dengan rasa ragu. Sebuah keraguan yang bahkan ia sendiri tak tahu kenapa bisa mengatakan hal itu adalah sebuah kecemburuan. Mungkin dia memang cemburu tapi apakah dia benar-benar mulai mencintai istrinya? Atau ini hanyalah sebuah perasaan karena sudah terbiasa. Entahlah, Seokjin tak mau gegabah menyikapi hal ini. Lalu apa yang akan ia perbuat sekarang? Mengatakan bahwa ia tak ingin gegabah dengan perasaannya? Jangan konyol. Lebih baik berterima kasihlah Seokjin pada lampu lalu lintas yang menyala hijau di saat yang tepat. Yang membebaskan dirinya untuk tidak mengatakan hal yang sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look At Me (LIMERENCE - END) ✓
FanfictionAmazing Cover by @lelesaurus "Seok Jin-ssi, aku hamil." Dia suamiku tapi tak pernah mencintaiku. Bagaimana bisa aku cinta padamu? Bagaimana bisa hal itu menyakitkan seperti ini? Tak pernah ingin siapapun disalahkan Dapatkah aku menyentuhmu jika ku...