21. Keputusan

3.3K 292 78
                                    

Seorang wanita setengah baya bernama Go Sunji terlihat sibuk mengelap beberapa meja kedainya dengan semangat. Cuaca yang cerah menambah rasa itu berapi-api. Dia tak lagi bekerja sendirian melainkan dengan satu pegawainya yang bertugas membereskan seluruh kedai. Sedangkan Park Hyunjong sedang sibuk di dapur bersama pegawainya yang lain. Dengan mencuatnya berita yang beredar tentang pernikahan diam-diam Hana, banyak orang yang berkunjung kemari hanya ingin melihat bagaimana rupa perempuan yang digosipkan menjadi istri putra dari salah satu pengusaha kaya bernama Kim Seokjin. Bahkan, terkadang mereka tak ragu bertanya tentang Hana. Yang lebih menyebalkan lagi adalah ketika orang-orang juga mulai menggunjing putrinya saat makan. Jika Sunji mau mengikuti egonya, entah berapa pelanggan yang ia usir karena berani menjelek-jelekkan putri semata wayangnya.

Disaat Sunji dan pegawainya bahu-membahu mengerjakan semua yang terlihat kotor. Tiba-tiba lonceng pintu kedai sebagai penanda bahwa ada seorang pelanggan yang datang pun berbunyi. Sunji merasa agak aneh karena tak biasanya pembeli datang ketika kedai masih tutup. Berniat untuk menyapa sekaligus memberitahu bahwa kedai masih belum buka. Ekspresi Sunji berubah, sebuah gurat kekecewaan sekaligus harapan terlihat jelas di wajah wanita empat puluh tujuh tahun itu.

"Selamat datang," sapanya ramah walau tanpa ada senyum yang ia tunjukkan. Sayangnya, perempuan yang ia sambut dengan ramah tamah bersikap acuh. "Ada apa perlu apa kau datang kemari?" tanya Sunji. Sejujurnya, sejak kabar pertunangan putranya dengan cucu dari pemilik perusahaan Exehill Group membuat Sunji hilang respect padanya. Karena menurut pandangan Sunji keluarga Seokjin seolah tak ingin mengklarifikasinya.

"Tentu saja aku datang kemari untuk mengunjungi besanku," sambung Jung Seoyon tanpa melihat balik Sunji bahkan terkesan begitu angguh dan arogan. Kali ini wanita bermarga Jung itu tak sendirian, ia bersama dengan sekretaris Han.

Seoyon mengambil tempat duduk tepat di tengah-tengah kedai. Matanya silih berganti melihat suasana tempat makan yang menurut Seoyon terlalu sempit. Bahkan tatapannya begitu mengisyaratkan rasa tak nyaman. Agaknya kedatangan Jung Seoyon juga diketahui oleh Park Hyunjong. Lelaki itu keluar dari dapur, melepaskan apronnya, dan ikut menyambut kedatangan sang besan.

"Jung Seoyon-ssi, ada apa perlu apa kau datang kemari? Apa ada hal yang begitu mendesak sehingga kau mau repot-repot datang kemari?" tanya Hyunjong ramah. Keramahan yang ditunjukkan oleh Hyunjong membuat Sunji meradang. Ia melirik sinis ke arah sang suami karena sikap terlalu baiknya.

"Iya, ini sangat penting bagiku dan juga putraku," jawab Seoyon seraya menatap tajam ke arah Hyunjong dan Sunji.

Kedua orang tua Hana sedikit terkejut dengan ekspresi Seoyon yang begitu tak bersahabat. Namun, mereka memilih untuk tak bereaksi. Sepasang suami istri itu takut jika itu hanya firasat mereka saja dan menyinggung perasaan sang besan. Sebagai tuan rumah yang baik Hyunjong memerintahkan pegawainya membuatkan minuman untuk sang tamu. Es americano adalah minuman yang dipilih Seoyon saat Seokjung menawarkan padanya.

"Aku datang kemari bukan untuk basa-basi. Ada hal yang aku katakan terkait berita yang beredar akhir-akhir ini. Baru dua hari berita tentang pertunangan putraku dengan cucu pemilik perusahaan Exehill lalu ada artikel lain yang mengabarkan tentang pernikahan putraku dengan Hana. Aku butuh bantuan kalian," jelas Seoyeon.

"Apa itu? Apa kau ingin kami ikut menjelaskan tentang pernikahan Seokjin dengan Hana di depan awak media?" tanya Hyunjong antusias. Pertanyaan yang muncul dari suaminya membuat suasana hati Sunji sedikit membaik. Sayangnya, Seoyon tak memberi tanggapan. Wanita itu beralih memandang Hyunjong dan Sunji secara bergantian. Suara tawa tiba-tiba perempuan bermarga Go yang terkesan meremehkan terdengar begitu menyayat hati.

Please, Look At Me (LIMERENCE - END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang