Play This Song
Choi Hyesun melipat kedua tangannya di depan dada. Otaknya mencoba mencerna perkataan tangan kanan kakeknya alias Sekretaris Jung. Dunianya serasa hening walau suara pengunjung cafe terdengar sedikit berisik. Hyesun tenggelam dalam banyak pertanyaan di pojok meja cafe yang langsung berhadapan dengan jendela kaca. Lalu lalang semua orang di ujung jalan seolah sedang menemaninya sembari menunggu Sekretaris Jung mengambil minuman yang mereka pesan. Kabar perjodohannya sangat tak masuk akal dan dia tentu akan menolak mentah-mentah ide konyol kakeknya. Saat Sekretaris Jung Sampai di tempat duduknya. Hyesun meraih paksa es americano dan menyesap minuman itu dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Hah, kakek sepertinya sudah gila," ucap Hyesun seraya menaruh secara kasar gelas americano-nya di atas meja. "Apa yang ada di pikirannya sampai-sampai ia harus mengorbankan cucunya sendiri. Mustahil jika ini tak ada hubungannya dengan bisnis, benar, kan?" cerocosnya. Sekretaris Jung tak berani mengiyakan walau apa yang diucapkan gadis itu ada benarnya. "Sekretaris Jung, katakan padaku bahwa pikiranku salah?" sekali lagi Sekretaris Jung bergeming. Tak perlu membuka mulut, Hyesun pun sudah tahu apa jawabannya.
"Ah, ternyata dugaanku benar. Kakek melakukan ini semua untuk memperkuat pondasi perusahaannya, benarkan? Semakin banyak perusahaan-perusahaan yang bisa ia rangkul maka perusahaan kakek akan menjadi perusahaan terbesar di Korea. Menyebalkan. Katakan padanya aku tidak akan pernah menyetujui perjodohan ini."
Sekretaris Jung tidak mengindahkan kata-kata Hyesun. Ia masih saja diam tanpa ekspresi seolah paman itu tidak peduli dengan perasaan cucu atasannya. Walaupun di dalam hatinya ia kasihan pada Hyesun karena dibuat alat oleh kakeknya sendiri untuk mendapatkan kekuasaan. Tapi mau bagaimana lagi, dia hanyalah bawahan dan ini adalah mata pencahariannya untuk menghidupi anak dan Istri.
"Nona, Anda harus menerima perjodohan ini. Jika tidak, semua kartu kredit atau segala aset yang diberikan Presdir pada nona akan ditarik kembali. Tolong berpikir bijaksanalah."
"Sungguh dia mengatakan hal itu padamu?" tanya Hyesun tak percaya.
Sekretaris Jung mengangguk. Lemas sekaligus tak berdaya. Tak ada kuasa buat Hyesun untuk melawan sang kakek. Jika dia menolak dan diusir dari apartemennya ke mana ia harus pergi? Karena satu-satunya keluarga yang ia punya hanya kakeknya. Ada hal yang ingin Sekretaris Jung tunjukkan pada Hyesun. Siapa tahu setelah melihat itu, Hyesun akan berubah pikiran dan mau menerima perjodohan ini.
"Ada yang ingin saya tunjukkan pada Nona. Mungkin saja ini akan membuat pikiran Anda berubah," ujar Sekretaris Jung.
Ia meraba saku dalam jasnya dan meletakkan sebuah foto di atas meja. Tak ada perasaan lain yang Hyesun rasakan kecuali rasa tak percaya. Bagaimana bisa kakeknya itu menjodohkannya dengan orang ini? Bukan tabiat sang kakek jika ingin menjodohkan cucu satu-satunya tanpa menyelidik latar belakang pria itu. Mustahil jika kakeknya tak mengetahui apa pun tentang ini.
"Sekretaris Jung, bukankah dia-"
"Benar, presdir sudah mengetahui semuanya. Tapi walau begitu beliau tak mundur. Dia sangat berambisi untuk memperkuat perusahaannya."
Hyesun tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa memandang sendu potret yang tergeletak di depannya. Netranya pun beralih melihat Sekretaris Jung. Matanya seolah meminta pertolongan pada pria paruh baya itu. Apa yang harus ia lakukan? Apakah tidak apa-apa jika ia menyetujuinya ataupun sebaliknya?
****
Usai dari rumah mertuanya, baik Hana maupun Seokjin langsung kembali ke rumah. Mereka memilih untuk menghabiskan waktu bersama walaupun hanya sekedar menonton televisi. Seokjin yang asyik rebahan di sofa dan Hana yang sibuk memakan cemilan. Keduanya terlalu fokus melihat drama yang berjudul 'The World Of Married' yaitu drama yang sangat menguras emosi setiap perempuan. Bagaimana tidak, di drama itu diceritakan bahwa seorang dokter perempuan diselingkuhi oleh suaminya dengan seorang gadis cantik. Yang menjengkelkan lagi gadis itu tahu bahwa pasangannya sudah memiliki istri. Jangan ditanya bagaimana reaksi Hana selama menonton drama ini. Ia tak henti mengumpat bahkan mencaci. Seokjin merasa jengkel karena istrinya terlalu berisik. Ia kemudian mengganti channel tanpa izin Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look At Me (LIMERENCE - END) ✓
FanfictionAmazing Cover by @lelesaurus "Seok Jin-ssi, aku hamil." Dia suamiku tapi tak pernah mencintaiku. Bagaimana bisa aku cinta padamu? Bagaimana bisa hal itu menyakitkan seperti ini? Tak pernah ingin siapapun disalahkan Dapatkah aku menyentuhmu jika ku...