05. Sebuah Renungan

3.5K 316 12
                                    

Hana tak berkutik melihat tulisan yang terpampang jelas di papan. Hatinya berkecamuk. Antara sedih, gugup, dan rasa ingin menangis. Bagaimana mungkin berita ini bisa tersebar? Padahal, Hana sudah menutup rapat-rapat semuanya. Dia yakin, hanya keluarga besar Seokjin, dia, dan Taehyung yang tahu tentang ini. Lalu kira-kira siapa yang berbuat setega ini padanya? Hana kemudian mengingat tentang kejadian kemarin. Peristiwa ketika ia mendengar seseorang menjatuhkan sesuatu saat dirinya sedang bicara serius dengan Taehyung. Apa orang itu yang melakukan semua ini? Batin Hana.

Dengan tersulut emosi serta tangis yang ia tahan. Gadis itu berjalan gusar menuju papan tulis dan menghapus coretan itu dengan kasar. Ia juga melempar keras penghapus ke lantai. Napasnya naik turun, matanya berkaca-kaca melihat seluruh teman sekelasnya. Bola matanya sempat beradu beberapa detik dengan Seokjin saat pemuda itu baru saja memasuki kelas.

"Siapa yang menulis hal seperti ini tentangku, hah?" Bentak Hana. Suaranya yang lantang dan keras menggema di seluruh ruangan kelas. Sayangnya, tak ada satu pun dari mereka yang mau mengaku. "Kenapa kalian diam saja. Apa kalian tidak mendengarku? Aku tanya siapa yang menulisnya?" Hana berteriak semakin keras diiringi dengan tetesan air mata di pipinya. Namun, lagi-lagi semuanya bungkam.

"Gurae, aku hamil. Apa kalian puas? Kalau pun aku hamil apa itu merugikan kalian? Memangnya tujuan kalian apa berbuat seperti ini padaku? Aku tak pernah sedikit pun berbuat jahat tapi kenapa—" Hana menghembuskan napas mencoba mengontrol semuanya. "Sekarang silahkan kalian menggunjingku. Katakan semua kata-kata kotor di group chat atau dimana pun. Aku tak peduli."

Seokjin terbelalak mendengar penuturan Hana. Ia tak menyangka gadis itu akan mengaku di depan umum bahwa dia hamil. Sebenarnya apa yang terjadi? Baik Hana maupun Seokjin saling bertatapan dengan amarah masing-masing. Jujur, hal ini membuat Seokjin takut jika rahasia yang ia jaga erat-erat akan terbongkar. Ia tak bisa membayangkan jika Hye Sun mengetahui bahwa dia yang menghamili Hana. Tidak, hal ini tidak bisa terjadi. Seorang gadis bernama Kim Hyo Jin tiba-tiba berlari kecil menuju Hana dan mengatakan sesuatu. Raut wajahnya juga terlihat sedih. Seolah ia menyesal dengan semuanya.

"Hana-ya, Dosen pembimbingmu, ibu Choi Da In memanggilmu," gumam Hyo Jin setengah hati.

Hati Hana mencelos mendengar kabar dari Hyo Jin. Ini pasti berkaitan dengan beasiswa S2-nya. Dalam aturan kampus untuk mendapat beasiswa hanyalah mahasiswa  teladan, pintar, dan tak pernah terlibat skandal di lingkungan kampus. Gadis itu hanya bisa menghembuskan napas dan berjalan menjauh dari teman-temannya untuk menemui dosen Choi Dai In. Dan, Seokjin hanya bisa memandang kepergian Hana dengan perasaan tak menentu.

ooOOoo

Hana terdiam beberapa detik di depan pintu ruang dosen. Ia mengumpulkan seluruh keberaniannya sebelum memasuki ruangan. Dia sudah memikirkan hal terburuk agar tak terlalu sakit jika kenyataannya akan sepahit itu. Perlahan, saat ia mulai memutar kenop pintu. Semua dosen tampak sibuk dengan laptopnya masing-masing. Namun, sejenak kesibukan mereka terhenti karena kedatangan Hana dan memandangnya dengan tatapan prihatin. Hanya dalam jarak tiga meter Dosen Choi Da In sudah melihatnya dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

"Park Hana, apa kabar yang ku dengar hari ini itu benar?" tanya dosen yang berperawakan menawan dan sangat cantik dengan rambut pendeknya.

Hana terdiam, ia bingung harus berkata apa. Tak ada pembelaan untuk dirinya sendiri bahkan dalam satu kalimat pun. Suasana juga semakin tak nyaman ketika semua dosen yang lain ikut memandangnya. Terpancar jelas rasa ingin tahu yang teramat besar di pupil mereka. Hana berpikir bahwa tak ada gunanya mengelak toh nanti perutnya akan membesar seiring berjalannya waktu.

"Kenapa diam saja Hana-ssi, apa itu pertanyaan yang sulit untuk dijawab?"

"Maafkan saya, seongsanim. Apa yang ibu dengar itu memang benar. Sekali lagi maafkan aku," jawab Hana sembari membungkukan badan. Choi Da in terkesiap mendengar jawaban jujur dari mahasiswi kebanggaannya. Tubuhnya terasa lemas, ia tak menyangka hal semacam ini terjadi pada gadis pintar sepertinya. Choi Da In sangat kecewa karena murid kesayangannya membuat suatu kesalahan yang fatal.

Please, Look At Me (LIMERENCE - END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang