Padamu, malam, aku malu, pada angin yang berkibas bebas, sedangkan aku sendiri terbelenggu rindu yang semakin menggebu.
***
Angin malam begitu dingin, tapi Rindu yang akan menghangatkannya, Seperti kebersamaanku dengannya,
Membayangkan parasnya yang indah,
Malam ini aku hanya memikirkannya,
Tak akan larut, karena besok adalah hari senin, tak boleh terlambat, karena setiap senin akan melaksanakan upacara dipagi hari.Malam ini aku hanya bisa menuliskan puisi yang menggambarkan indahmu.
RINDU
Di pelataran waktu, aku menunggu kabar
Ketika jejak-jejak kepergianmu perlahan hilang
Dan angin berjinjit pelan, berembus menyapu kenangan
Kehampaan pun datang dihantar suara-suara kesunyian
Tatapannya beku, mengkapas pias
Aku terdiam, kehilangan...Malam ini kubiarkan diriku merindu
mengingat kenangan dulu bersamamu
berharap kembali
merasakan kebahagiaan lagi
namun sulit sekali
yang bertahan hanya rasa ini.Asalkan kamu masih di bumi. Sudah cukup untuk menghadiahi rindu ini.
Beruntungnya aku, kembali melihat senyuman itu, memuisikan lagi tentang hari-hari yang pernah hilang.
Saat ini,
Aku menyayangimu tanpa ciuman.
Aku memelukmu tanpa pelukan.
Aku mencintaimu tanpa bercinta.
Dan maaf, hanya saat doa terucap padaNya, aku mengutarakan semuanya.Kau adalah puisi yang beterbangan layaknya camar,
Sementara aku adalah pembaca tanda baca yang begitu samar.
Bukan salahmu, ketika rindu itu tak mampu kujawab.
Aku cuma butuh waktu untuk menerjemahkan.Ada rasa yang membuatku terngiang
Apakah itu rindu?
Bukan
Hanya segumpal kenangan yang ingin diulang.Jadi rindu?
Rindu jadi apa?
Jadi apa saja yang menembus matamu yang bening.
Seketika itu kau bersedih.Seperti katamu, malam takkan menunggu, sebagaimana rindu.
Namun, kau bahkan telah lupa, pada diriku ada yang begitu keras kepala; ingatan yang dulu memperkenalkan diri sebagai kita.Setangkup roti dilumuri selai rindu, secangkir kopi beraroma ingin, dan matahari bersinar sehangat pelukan, selamat pagi, Kekasih.
Cinta yang terlambat datang bersama hujan sore ini, menurunkan rintik rindu yang tak kunjung bertemu
Cinta yang terlambat datang bersama mendung awan, menyesali betapa gelapnya hati untuk merasakan.***
Suara Nada dering yang membuat ku terkejut dan terbangun diatas lembar kertas yang kutulis dimalam hari, ternyata aku tertidur.
Jam sudah menunjukkan pukul 05:40,
Dimana aku langsung menuju kamar mandi untuk bergegas menuju sekolah, dimana hari senin adalah hari yang menyebalkan, tidak boleh telat, harus selalu membawa dasi dan topi dan sudah ada disekolah jam 06:20, akupun langsung menuju meja makan, dimana ibuku selalu menyiapkan sarapan pagi untukku,"Bang, Sarapannya udah ibu buatkan."Ujar ibunya dari luar pintu kamar Adesyair.
"Iya mah bentar, lagi pake baju"Teriaknya dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFINITION OF LOVE (On Going)
Non-Fiction"Ini aku, seorang yang ingin memilih. Tapi bingung akan pilihan. Memilih mengikhlaskan, tapi aku tak begitu pandai arti ikhlas. Memilih merelakan? Ah, dunia ku suram mendengarkan kata itu. Lalu, mana yang lebih melelahkan. Ka...