selembar doa ku layangkan padamu
Meski aku tahu
Aku terasa tak mampu memilikimu
-Sandra Rinata Dewi.Pagi ini adalah pagi yang sangat cerah, suara burung burung yang berkicau dengan indahnya, dengan hembusan angin sejuk yang menyapu bersih setiap inchi wajahnya.
Hari ini adalah hari baru dan lembaran lembaran baru yang akan dimulai, tak ada sekolah, tidak ada belajar mengajar dan tidak ada juga yang dihukum karena telat memasuki jam pelajaran. Hari ini adalah hari libur nasional bagi para pelajar yang masih melanjutkan sekolahnya.
"Berapa harga bunganya?"Ucap seorang cowok yang berpenampilan begitu berbeda, dengan mengenakan jaket bomber berwarna putih dengan segala bordir bordir unik yang dijahit dijaketnya itu dan Celana Jeans berwarna hitam yang tidak begitu ketat dengan memakai sepatu bermerek consverse yang sedang berdiri di sebuah kasir toko bunga sambil memegang bunga yang sudah dibungkus dengan indah dan harum.
"Seratus dua puluh ribu mas"jawab seorang kasir ditoko bunga tersebut, cowok itupun mengambil dompet yang ia simpan dikantong belakang celana jeansnya dan mengambil uang didalam dompet tersebut dan memberikan nominal uang yang disebutnya dan pergi meninggalkan toko tersebut.
Lalu cowok itu menghampiri motor maticnya yang tidak jauh dari toko bunga tersebut dan langsung menggenakan helm berwarna hitam dan langsung menyalakan motornya untuk pergi menuju sebuah rumah sakit.
Setelah sampai dirumah sakit yang ia tuju, cowok itupun menghampiri seorang wanita yang berada diruang Melati bernomor 14. Cowok itupun membuka sebuah pintu dengan label pintu yang bertuliskan angka 14.
"Selamat pagi nona"Sapa Adesyair saat menutup pintu dan langsung mendekati wanita yang sedang duduk manis dengan keadaan yang sudah membaik dan sehat di sebuah ranjang, wanita itupun bahagia dengan kedatangan cowok tersebut.
"Nih, aku bawa kembaran kamu"Ucap Adesyair kepadanya dan memberikan sebuah bunga yang dibawanya yang membuat wanita itu tersenyum bahagia.
"Kembaran dari mana coba?. Ini kan tumbuhan"gumamnya yang sedikit aneh dengan perkataannya.
"Sama-sama indah"Jawab Adesyair sambil mencubit pelan hidung wanita tersebut yang membuat pipinya sedikit memerah.
Setelah mengobrol dengannya wanita itupun membereskan segala barang miliknya yang ada diruang tersebut, setelah semuanya sudah siap, cowok itupun membawa wanita itu pulang kerumahnya dengan motor miliknya yang diparkirkan tak jauh dari rumah sakit tersebut.
"Nih, helmnya"Ucap Adesyair sambil memberikan helm kepadanya.
Tiba tiba saja wanita itu terdiam menatap sebuah helm ditangan cowok itu dan tiba tiba saja senyuman manisnya pun mulai memupus. "Pakein dong."ucap Sandra yang membuat cowok itu sedikit tertawa dengan raut wajahnya.
Cowok itupun langsung menggenakan helm dikepala wanita itu sambil menahan tawa melihat raut wajahnya, setelah selesai memasangkan helm dikepala wanita tersebut, Adesyairpun menyalakan motor miliknya dan langsung pergi menuju sebuah tempat dimana wanita itu tinggal.
Saat diperjalanan, dengan mengendarai sebuah motor yang tidak terlalu laju tiba tiba saja cowok itu memberhentikan kendaraannya secara mendadak, yang membuat helm wanita yang diboncenginya itu tak sengaja menyundul helmnya. "Kalau mau dipeluk bilang dong, jangan ngerem mendadak kaya gitu"ucap Sandra.
"N-nggak kok San, tadi tuh mau aku terobos tapi udah lampu merah duluan"Jelasnya sedikit gugup yang membuat Sandra terkekeh melihatnya.
Setelah lampu lalu lintas itu berganti warna menjadi hijau, tepat dimana cowok itu ingin menarik gas motornya tiba tiba saja wanita yang diboncengi itu memeluk dirinya, yang membuat cowok itu terdiam dan terhanyut oleh pelukkan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFINITION OF LOVE (On Going)
No Ficción"Ini aku, seorang yang ingin memilih. Tapi bingung akan pilihan. Memilih mengikhlaskan, tapi aku tak begitu pandai arti ikhlas. Memilih merelakan? Ah, dunia ku suram mendengarkan kata itu. Lalu, mana yang lebih melelahkan. Ka...