Malam ini adalah malam dimana Adesyair sedang menyelesaikan puisinya yang akan ia bacakan dipanggung perpisahan nanti.
2 hari lagi akan menjelang perpisahaan sekolah SMA NEGERI 702 Jakarta, dan untuk seluruh siswa siswi yang akan tampil diacara tersebut disiapkan untuk mempersiapkan dirinya masing masing.Aku tahu aku akan bertemu dengan kata perpisahan, Aku tidak tahu dan kapan aku bisa bertemu bersamanya nanti, tapi dengan kata berpisah bukan berarti aku sedih kehilangannya, tetapi aku selalu bahagia pernah ada bersamanya.
Suka, duka sudah dilalui bersama dengannya.Aku banyak belajar Hal dari Mahendra. Bahwa, dengan mencintai seseorang, kita juga harus bisa melepaskannya, dia juga berhak bahagia, walaupun bukan kita yang membahagiakannya.
Aku yang selalu mengabaikan hal mengenai cinta, dan selalu menapikan cinta, kini aku sadar, Cinta itu bukan permainan, Cinta itu anugrah dari sang pencipta, suatu Anugrah yang tak bisa kita hindari, Tetapi berhati hatilah dengan Cinta.
Karena Cinta sangat bersahabat dengan Patah Hati.***
Suara Jam berdering disamping tidurku, jam sudah menunjukkan pukul 06:10 dimana aku mempersiapkan diri untuk berangkat menuju sekolah, bergegas mandi dan mengenakan seragam sekolah, setelah mengenakan seragam, akupun langsung menuju meja makan, dimana ibuku selalu menyiapkan aku sarapan pagi, tiba tiba suara klakson mobil terdengar diluar rumah, Benar. Itu adalah Mahendra. dia menungguku dedepan rumahku,
Dan setelah sarapan aku pamit kepada Neysa, dan ayah ibuku.
Akupun langsung naik kemobil mahendra."De, nggak ada yang lupakan?"Tanya Mahendra yang sedang menyender dipintu mobilnya.
"Nggak ada Hen"Jawabnya sambil mengecek isi tas miliknya.
Mahendrapun langsung masuk dan menyalakan mobilnya untuk berangkat menuju sekolah. Sebelum sampai menuju sekolah, adesyairpun menyuruh Mahendra untuk berhenti disebuah rumah yang tak begitu asing dimata Mahendra, Benar. Rumah Alleta Natasya.
"Bentar ya Hen"Ujarnya sambil tersenyum-senyum.
Mahendrapun menunggu Adesyair, entah apa yang ia lakukkan dengan berhenti tepat didepan rumah Alleta Natasya, mungkin ingin bertemu dengannya, padahal disekolah saja mereka akan bertemu.
Mahendrapun melihat kaca sepion mobilnya, dimana Adesyair dan Alleta berjalan menuju mobilnya, benar, Ternyata Adesyair mengajak Alleta untuk berangkat bersama menuju sekolah, Mahendra yang hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah Sahabatnya itu.
Mahendrapun menyalakan mobilnya dan bergegas menuju sekolah."Ta, kok kamu mau sih diajak sama Kadal."Ledek Mahendra.
"Kadal?"Jawabnya binggung dengan perkataan Mahendra.
Adesyairpun kesal dengan perkataan sahabatnya itu barusan, dengan menyebutkan dirinya dengan panggilan kadal.
"Ta, nggak usah didengerin Nggak waras dia."Balas ledek Adesyair.
Alleta hanya tersenyum senyum binggung dengan perkataan mereka berdua, tak lama kemudian, mereka bertiga sampai menuju sekolah dengan selamat, setelah memparkirkan mobilnya, Mereka bertiga pun berjalan menuju kelasnya.
"Hen, Gue antar Alleta dulu ya kekelasnya"Menepuk pelan Bahu Mahendra.
"Iya iya Bawel, Awas aja lama"Jawabnya
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFINITION OF LOVE (On Going)
Документальная проза"Ini aku, seorang yang ingin memilih. Tapi bingung akan pilihan. Memilih mengikhlaskan, tapi aku tak begitu pandai arti ikhlas. Memilih merelakan? Ah, dunia ku suram mendengarkan kata itu. Lalu, mana yang lebih melelahkan. Ka...