12.khawatir II...

2.6K 120 1
                                    

"pikiranku kalut ketika mendapati dirimu terbaring lemah tak berkutik, hanya ada deru nafas yang kudengar dari dirimu"

Gus iyan.





Gus iyan POV.

Matahari yang mulai sedikit bergeser dari tegaknya bayang-bayang bumi menuju ketempat tenggelamnya sinarnya.
Tepat dimana rombongan hadroh pesantren al ayyubi akan tampil didaerah subang. Mereka kini tengah berkumpul dan bersiap menuju subang.
Mereka kini tengah berkumpul diperbatasan antara asrama putra&putri.

Dengan raut yg gelisah "ini sudah jam setengah empat lebih tapi dimana laysa? "tanya ku.

"entahlah gus kami pun tidak tahu"ujar kang faiz.

"hmm apa mungkin laysa sakit ya gus? "tebak salah satu anggota.

"huss kamu kang kalo ngomong gak albaqoroh dulu"timpal kang faiz.

Tak lama kemudian saya melihat teman laysa lewat dengan terburu-buru,, hmm sepertinya....
Kalo tidak salah namanya yura dan dira.

"yura diraaa"panggilku pada mereka dengan sedikit berteriak.

Tak lama kemudian mereka pun menengok "dalem gus"jawab mereka.

"kalian kesini"pintahku.

Merekapun mendekat eitss tapi ada jarak ya..

"iya gus, kenapa? "tanya yura padaku.

"dimana laysa"tanyaku .

"hmm.. Itu.. Itu.. Anu gus hmm"jawab dira tak karuan.

"anu itu apa? "tanyaku setenang mungkin.

"hm itu gus laysa sakit"cicit yura.

Saya pun kaget dan khawatir.,tapi sebisa mungkin saya harus biasa-biasa saja, supaya tak ada yg curiga.

"apakah parah? Dan sekarang diamana? "tanyaku beruntun.

"itu gus laysa pingsan dan dari tadi belum siuman, sekarang lay sedang dikamar"jawab dira.

"owh iya gus laysa juga sempat bilang katanya gak usah nunggu laysa gus, pergi saja"tambah yura.

Sayapun kaget dan mulai bimbang, satu sisi saya harus menghadiri undangan disubang, disisi lain saya sangat mengkhawatirkan laysa,, hahh bagaimana ini tuhan...

"apakah umi ada bersama laysa? "tanyaku.

"ada gus, yasudah kita pamit gus,tadi disuruh umi aya, assalamualaikum gus"

Merekapun langsung pergi.

Saya pun sedikit lega karena umi bersamanya, sayapun berangkat tanpa penyemangat....

Gus iyanPOV end.

Author POV.

Sementara itu dikamar asrama putri tepatnya dikamar yura dan kawan-kawan, sedang dirundung kekhawatiran pasalnya dari tadi laysa tak kunjung sadar.

"umi apa kita bawa laysa ke rumah sakit aja ya um? "tanya mini khawatir.

"iya ayo kita bawa laysa kerumah sakit, dira kamu bilang ke kang ahmad siapin mobil, dan mini kamu siapin keperluan kita untuk kerumah sakit, dan yura temani umi dan laysa disini"terang umi aya.

Dan tak lama kemudian merekapun sudah ada dimobil dan segera menuju kerumah sakit.

Sesampainya mereka di rumah sakit.

"dokter, ini cepat tangani teman saya dok"ucap yura dengan berteriak.

"sabar nak"terang umi aya.

"maaf mi yura kalut"cicit yura.

Hanya yura dan dira yang ikut kerumah sakit.

Kemudian para dokter dan perawat pun datang dan segera membawa laysa ke IGD.

"hm umi apa keluarga laysa tahu? "tanya dira pada umi aya.

"belum, mungkin setelah laysa dipindahkan keruang inap, umi akan memberitahu mereka, kalau sekarang umi takut membuat mereka cemas &kaget"jelas umi aya.

"sebentar umi mau menelpon gus iyan dulu ya nak"pamit umi.

"iya um"yura dan dira.

Umi ayapun menelepon gus iyan.

"halo assalamualaikum nak"

"walaikumsalam mi, ada apa? "

"apakah kamu sudah selesai nak? "

"iya mi, ini sedang dalam perjalanan pulang, memangnya kenapa mi? Umi tidak papakan? "

"itu nak, laysa sekarang ada di rumah sakit,apa kamu bisa kesini dan bilqng sama abimu kalau umi sedang menemani laysa"

"iya um,, iya. Akan segera kesana san bilang pada abi"

"ya sudah assalamualaikum"

"walaikumsalam"

Hmm jadi abi itu sekarang ada bandung sedang mengisi acara pengajian dan umi tidak punya nomor teleponya.
Hehee ingetnya umi cuma nomor nya gus iyan kan umi pinjam hp RS.

Author POV end.

Gus iyan POV.

Setelah saya mendapat kabar dari umi, saya pun menjadi kalut pikiran saya berkelana hanya tentang laysa.
Tak henti-hentinya saya mendoakan nya.

Kami pun sampai dipesantren, dan saya langsung mengendarai sepeda motor menuju ke rumah sakit.

"ya tuhan lindungilah ia tuhan"ucapku tak terasa air mata lolos dari mataku.

Saya pun tetap berusaha fokus mengendarai.

Kemudian tak perlu waktu lama saya pun sampai dirumah sakit.

Saya pun turun dari motor dan segera berlari menuju kedalam, pasti IGD.
Saya berlari dengan tergesa gesa.

Dari kejauhan saya melihat umi dan kedua teman laysa.

"assalamualaikum mi "salamku pada umi.

"walaikumsalam nak"jawab umi.

"apa laysa baik-baik saja mi? Apa laysa sudah sadar? "tanyaku cemas.

"tenang nak, laysa sedang ditangani "ucap umi menenangkanku.

Tak lama kemudian pintu ruanganpun terbuka dan menampilkan dokter yg memeriksa laysa.

"keluarga pasien? "tanya dokter tsb.

"iya dok saya uminya"jawab umiku.
...........................

B & BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang