이십사•DuaEmpat

970 135 15
                                    


Hari ini Felix memutuskan untuk tidak bekerja, ya sebenarnya karena papa Jiyong mau ngasih Lesson buat Felix

Saat ini Felix berada diruang kerja milik Jiyong, sementara Ruyi ditinggalkan dengan Jieun

"Papa mau lanjutin yang tadi pagi ya?" tanya Felix

"Iya." jawab Jiyong sembari menatap jam didinding menunjukkan pukul sebelas siang

"Duduk dulu tuh, disana." ucap Jiyong sambil menunjuk kursi santai yang biasa ia gunakan untuk berbicara dengan tamu atau rekan kerjanya yang datang berkunjung

Felix nurut aja

"Oke, Felix kita mulai ya?" tanya Jiyong

Felix sedikit heran, tapi mengiyakan saja

"Felix, kamu pasti pernah ngerasain yang namanya di tinggalkan oleh orang yang tersayang kan?" tanya Jiyong

Felix mengangguk, "Felix pernah kok pa. Dulu sih, sakit banget pa ternyata doi cuma manfaatin Felix."

"Sakit banget ya, Papa juga pernah kok Lix."

"Cie papa punya mantan juga ya ternyata~" goda Felix

Jiyong hanya tersenyum tipis

"Iya, papa punya mantan. Mantan istri." tutur Jiyong

Felix membelalak kaget, "PAPA DUDA?!"

"Iya, dulu Sebelum sama mama mu."

"J–jadi... Felix sama kak Chan.."

"Bukan saudara kandung." jawab Jiyong cepat

"Spill the tea coba Pa!! Felix butuh penjelasan!" sedih banget rasanya huhuhu

"Jadi dulu Papa tuh nikah sama istri pertama papa waktu umur 20 tahun."

"Gila, nikah muda."

"Ya gitu deh, tapi bukan MBA ya please papa ga kayak kalian berdua."

Felix nyengir, "hehehe. Trus trus nama istri pertama papa siapa?"

"Chaerin, waktu nikah sama dia papa seneng banget Walaupun dulu papa ga punya apa apa. Dulu papa tuh masih miskin ya buluk banget deh tapi Chaerin mau aja papa ajak nikah."

"Trus, papa sama Mantan istri papa tuh beda berapa usianya?"

"Setahun doang, ga jauh jauh amat."

"Trus papa nikah nya pake duit siapa, katanya miskin?" anjir mulut Felix

"Ya hasil tabungan lah, papa sewaktu lulus senior high school langsung kerja Ya cuma jadi office boy sih tapi ya bisa lah uang simpanannya buat acara sederhana."

"Ho'oh lalu?"

"Sewaktu uda nikah, ga lama Chaerin hamil dari situ papa langsung tobat jadi OB trus berusaha buat merintis karir."

"Tapi ya yang namanya emang uda ditakdirin buat jadi holkay, yaudah tuh satu setengah tahun kemudian papa uda mulai tuh punya satu perusahaan."

Felix ngangguk ngangguk

"Karena fokus kerja, papa sampe kadang terlalu cuek sama kondisi Chaerin dan selalu berpergian keluar kota karena kerjaan dan ninggalin Chaerin sendiri sampe–"

Jiyong ngehela nafasnya, "Sampe hari dimana Chaerin lahiran pun papa ga disana buat nyemangatin dia.."

"Hm.. " Felix ngangguk ngangguk lagi

"Lalu saat Chan tepat berumur satu tahun, Chaerin sama Papa kecelakaan tapi kita berdua gapapa."

"KOK ISO?!"

"rem blong." jawab Jiyong

"Gila gila."

"Tepat dihari itu juga perusahaan papa yang lagi dimasa masa emasnya ternyata data data penting perusahaan dibobol sama rival bisnis papa."

"Dan kamu tau, yang ngusut masalah ini tuh siapa?"

"Mana Felix tau, kak Chan yang uda hidup di masa itu aja juga pasti ga tau."

Anjir, Jiyong sabar

"Papanya Jisung."

"PAPA BRIAN?!"

"Iya, akhirnya orangnya ditangkep dan Perusahaan aman tapi.."

"Malam sebelum orang itu ditangkap.. Chaerin–" muka papa tiba-tiba jadi melow

"Jangan nangis pa, ga cocok." ucap Felix

Hng

Jiyong mendengus, "malam sebelum orang itu ditangkap. Chaerin yang waktu itu papa tinggalin lagi untuk ntah keberapa kalinya bersama Chan, ditabrak."

Aduh ga ngerti lagi deh Felix

"Trus kak Chan gimana?"

"Chan selamat, karena posisi nya Chan duduk dibelakang dan Chaerin nyetir."

"Bahkan disaat itu, Chaerin masih berusaha melindungi Chan. Sehingga Chan hanya mendapat luka kecil."

"Trus rival papa sekarang masih hidup?"

"Uda mati."

"Loh? Papa yang bunuh jangan jangan."

"Ngga lah, dia sendiri yang milih buat bunuh diri."

"Karna?"

"Dihipnotis."

"Sama?"

"Papa."

"Astaga.."

"Nah, Papa cuma pengen kasih tau kamu untuk menjaga orang yang kamu sayangi jangan sampai ia pergi apalagi untuk selamanya."

"Bukan itu aja, tapi kamu juga harus menjaga perasaan nya. Kamu ga mau kan sampe kayak diposisi papa waktu itu?" ucap Jiyong sembari menepuk pundak Felix

Felix menatap mata ayahnya, lalu menggelengkan kepalanya

Jiyong menepuk tangannya sekali, "Maka dari itu Lix, mulai sekarang kamu harus berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak."

Felix mengangguk pelan

"Udah ngerti kan? Kalo gitu keluar sana." usir Jiyong

"Yaelah pa, yaudah Felix keluar dulu mau tidur ah ngantuk denger papa Cerita." Felix beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar dari ruangan Jiyong

Jiyong tersenyum kemudian kembali duduk di kursi kebesarannya
























































To be continued

uke tiga • seungjilix'✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang