Kini bell pulang telah berbunyi. Yappp ini adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh kebanyakan murid, bahkan guru. Lauren tak meningkari janjinya kepada Ezra.
Merapihkan buku dan alat tulis yang berada di mejanya, lalu memasukkannya ke dalam ransel miliknya. Baru saja bangun dari kursi, Ia dikejutkan oleh seseorang yang muncul begitu saja tepat di dapan wajahnya. Ya dia adalah Bintang, si anak pindahan.
"Sha, balik bareng yuk" -Bintang dengan muka tanpa dosa.
"Gue mau pergi" -Lauren
"Yah, kemana? Gue anterin deh" -Bintang
"Gak perlu. Gue duluan" -Lauren lalu meninggalkan kelas.
Lauren berjalan setengah berlari melewati koridor. Sampainya di depan pagar, Ia baru ingat "Oh iya, Gue ke rumah Ezra sama siapa anjir?" -Batin Lauren. Lalu sosok Dimas terbesit di pikirannya. Langsung saja ia menuju parkiran di mana tempat Dimas memarkirkan motornya.
Ketika sampai di parkiran, Lauren bukannya melihat Dimas melainkan Bintang. Kenapa dia selalu muncul???? Mau tak mau Lauren akhirnya menelfon Dimas
"Di mana Bang?"
"Maen"
"Yah elah, temenin Gue kek"
"Lah ke mana?"
"Ke Ezra"
"Ah baru sampe bat ini Gue, gak enak sama yang lain. Naik Grab aja si"
"Ah lu mah. Ada Bintang ini"
"LAH KOK ADA DIA??!! Yaudah langsung balik aja. Gak usah ke Ezra dulu. Nanti Gue suruh Rafael jemput"
"Dia anak baru di kelas Gue. Yaudah jangan lama-lama"
Lauren memilih untuk menunggu di taman depan sekolah. Tak lama kemudian, Rafael datang dengan motor sport miliknya. Tak usah heran, memang hampir semua anggota gang mereka memakai motor sport.
"GC ayo" -Rafael, dan Lauren dengan cepat menaiki motor Rafael.
"Emang pada lagi nongkrong di mana Bang?" -Lauren
"Jauh deh pokoknya, pake helm 5. Lu gak bakal tau" -Rafael, dan Lauren hanya tertawa garing.
Akhirnya mereka berdua sampai di rumah Lauren. "Makasih Bang" -Lauren
"Yoi sama-sama. Gue langsung balik ya" -Rafael
"Oke, tiati ya Bang" -Lauren, dan dibalas jempol oleh Rafael.
Lauren masuk ke dalam rumah. Ia merasa haus, akhirnya Ia memutuskan untuk mengambil minuman di kulkas. Setelah itu Lauren langsung naik untuk menuju kamarnya. Lauren mencuci muka, lalu mengganti pakaiannya. Hampir saja Ia lupa memberi tahu Ezra bahwa dirinya tidak jadi ke rumahnya. Ketika Lauren mencari ponselnya, ternyata pnselnya tidak ada. Ia sudah mencari di tas, saku baju, kamar mandi, dapur, bahkan kulkas. Tetapi ponselnya masih tidak ketemu.
Lauren mencoba mengingat-ingat kembali, lalu Ia ingat ternyata ponselnya tertinggal di taman depan sekolah. "Ah anjirrrr, gimana gua ngambilnya ini???" Ucap Lauren bingung kepada dirinnya. "Kira-kira ada yang ngambil gak ya?" Tanya Lauren dalam hati.
Bintang POV
Bintang memang masih belum bisa melupakan Lauren, walaupun sudah banyak yang singgah di hatinya ketika Lauren meninggalkannya. Tetapi perasaan itu tak seperti perasaannya kepada Lauren. Lauren berbeda bagi Bintang.
Bintang fikir Lauren mungkin merasakan hal yang sama seperti dirinya, tapi ternyata Lauren sudah melupakan Bintang sepenuhnya. Bahkan ia sekarang sudah memiliki pacar. Sudah lah, tidak ada harapan lagi untuk kembali.
Tentang Bintang yang pindah ke sekolah yang sama dengan Lauren hanya kebetulan. Bintang sebenarnya tidak tahu kalau Lauren ternyata sekolah di sana juga. Ya siapa tahu mereka bisa bersama lagi.
Tak sengaja Bintang melihat Lauren di parkiran, tetapi Lauren tampaknya menghindar darinya. Ia tidak mau mengganggu Lauren. Sebenarnya ia tidak jalan pulang, tetapi ia hanya mengeluarkan motor dan memarkirkannya kembali di taman depan sekolah dan Ia masih memandang Lauren dari jauh.
Beberapa menit kemudian muncul sosok pria yang tidak terlalu asing di matanya. Bintang fikir pria itu Ezra, tetapi sepertinya bukan. Lauren dan sosok pria itu pergi meninggalkan taman sekolah.
Ketika Bintang juga ingin pergi, Ia tak sengaja melihat ponsel di bangku taman. Bintang pun menghampirinya, dan ternyata benar saja, itu adalah ponsel milik Lauren.
🐇🐇🐇
Halo!!!! udah 2020 aja ya?
Semangat buat yang dikit lagi ujian, Maaf kalau udah jarang upload. Dimaafin kan?
6 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR [END]
RomanceKetika masa lalu menjadi sebuah penghalang untuk menjalin hubungan baru.