Hari berganti hari, ada yang hilang dari hidup Laura. Rendra, yaa. Akhir-akhir ini Rendra tidak berkomunikasi dengan Laura, bahkan ketika mereka duduk bersebelahan.
Karin juga tak lagi mengganggu Laura, Vira dan Kinan merasa sangat tenang karna Laura tak lagi dekat dengan Rendra.
"Vir, nan. Gue suka sama Rendra." Ucap Laura.
"Eh, gila loo!" Ucap Vira.
"Parah sih!" Ucap Kinan.
"Yaa gue serius." Ucap Laura mencoba meyakinkan kedua sahabatnya.
"Raa, udah kita bilang. Jangan terlalu deket sama dia, jadi kayak gini kan?" Tanya Kinan.
"Yah, nan gimana ya perasaan tu ga bisa di paksain." Jawab Laura.
"Tapi harusnya lo bisa ngontrol dong!" Ucap Vira.
"Vir, nan! Kenapa sih lo berdua ga ngebolehin gue suka sama Rendra?! Se-jahat itukah Rendra di mata lo berdua?!" Tanya Laura.
"Karna gue suka Rendra!" Jawab Vira.
Hati Laura hancur, tanpa ia sadari air matanya jatuh. Bagaimana mungkin orang yang selama ini ia percaya dan ia sayangi menyukai seseorang yang sama dengannya?
"Vir! Lo harusnya kontrol emosi lo, inget vir. Ga selamanya yang lo mau harus jadi milik lo." Ucap Kinan memecahkan suasana.
"Lo juga ra, harusnya lo ga terlalu serius untuk nanggepin Rendra." Ucap Kinan.
"Gue balik duluan." Ucap Laura meninggalkan Vira dan Kinan.
Laura pulang menggunakan ojol, air matanya terus mengalir selama perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
hanya kita-
Teen Fiction"kalau emang indah, kenapa harus jadi mantan?" - Rendra