9

361 24 3
                                    

Eci memijat pelipisnya sambil menyandarkan badan di kursi kerjanya. Sejak pagi ia merasa pusing karena semalam kurang bisa tidur nyenyak, dan baru saja ditambah dengan salah satu klien nya yang super ribet dalam permintaannya. Untungnya ia memberikan project kali ini kepada Prita, salah satu leader di timnya yang menurutnya cukup kompeten, jadi setidaknya beban di pikirannya lebih terangkat.

Ia melirik ponselnya yang berdering, menampilkan nama Al disana, sudah hampir satu minggu mereka berdua tidak bertemu karena Al sedang berada di rumah orangtuanya di Jakarta, hal tersebut ia lakukan karena adiknya sedang terkena demam berdarah jadi sebagai kakak yang baik ia ingin sedikit membantu.

"Halo Al?" Sapanya begitu mengangkat panggilan.

"Kamu nanti beneran jadi kesini?" Eci cukup dekat dengan Bunga, adik Al jari rasanya kurang afdol jika ia tidak menjenguknya walaupun harus pergi ke Jakarta di hari Sabtu seperti ini.

"Jadilah Al, kayanya agak siangan sih aku otewe ke sana. Kenapa? Mau nitip sesuatu?"

"Nggak sih, kamu nyetir sendiri nanti? Jauh lo, atau kalo kamu emang nyetir sendiri nanti pulangnya biar aku antar aja deh ya" tawarnya.

Eci berdecak, ia rasa itu tidak perlu terlebih Al disana untuk mengurus adiknya, "Nggak usah lah Al, lagian aku nanti kesana sama Bima. Kamu nggak usah khawatir"

Al tidak langsung menjawab, sampai Eci memanggil namanya untuk memastikan apakah sambungan telepon masih terhubung dengan Al, "Oh, yaudah kalo gitu. Aku matiin dulu ya ntar kabarin lagi aja"

"Oke" jawab Eci sebelum Al mematikan sambungan.

Memang Eci sudah merencanakan sejak kemarin jika hendak menjenguk Bunga, dan Bima yang mengetahui itu segera menawarkan diri untuk mengantarnya, toh ia juga temannya Al jadi sekalian saja.

Mengenai hubungannya dengan Bima, Eci akui mereka makin dekat sekarang. Lagipula mereka sudah kenal lebih dari dua bulan, tidak terasa memang saat waktu berjalan. Mereka cukup sering menghabiskan waktu bersama entah untuk sekedar makan atau nonton film. Sejauh ini Eci cukup enjoy dengan kedekatannya dengan Bima, pria itu cukup asyik dan baik kepadanya. Hanya saja Eci belum cerita lebih kepada Al mengenai hubungannya dengan Bima, toh Al juga sedang repot akhir-akhir ini.

***

BimaAntara : Aku sudah di depan kantor kamu Ci

Mengetahui hal tersebut Eci segera mengambil tasnya dan bergegas pergi keluar dari ruangan. Ia berhenti sebentar saat melihat Prita.

"Prita, saya mau pergi dulu. Nanti kalo ada masalah apa-apa kamu telfon saja"

"Siap Mbak" jawabnya sebelum Eci berlalu.

Melihat mobil yang dikenalinya terparkir di sebrang, Eci buru-buru menuju kesana dan segera membuka pintu mobil kemudian duduk.

"Hai Bim, sorry ya agak lama"

Bima tersenyum ke arahnya, "Santai aja kali Ci, ini kita langsung kesana?"

"Iya tapi entar mampir dulu beli kue ya buat Bunga"

"Oke, kamu udah makan siang Ci?"

Ia yang sedang bermain ponsel meringis karna ia memang belum sempat makan siang.

Melihat itu membuat Bima berdecak, "Kebiasaan deh kamu tuh, mau berhenti makan dulu?"

Eci melirik jam tangannya yang menunjukkan hampir pukul dua siang, "Ntar kelamaan jadinya, kita drivethru aja deh biar gampang Bim"

Selama perjalanan mereka berdua tak hentinya mengobrol dan tertawa saat mendengar cerita satu sama lain, terlebih saat Eci mendengar cerita Bima tentang ia yang disangka bocah kuliahan oleh ibu ibu pemilik toko.

Seribu PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang