Yunho membawa Y/N ke rumah sakit karena dia khawatir akan keadaan perempuan yang dia cintai.
Yunho sedang menunggu Y/N terbangun dari tidur nya. Dia duduk di sebelah ranjang rumah sakit Y/N sembari menggenggam tangan mungil Y/N.
"Sedang tertidur saja kamu cantik Y/N"
"Hahh andai saja waktu itu kamu memilih aku mungkin kamu tidak akan menderita seperti ini. Aku akan memperlakukan mu layaknya seorang Ratu"
"Mingi saja yang bodoh memperlakukan malaikat seperti mu menjadi seperti ini"
"Aku ingin sekali menghajar nya Y/N tapi kamu selalu menahan ku dan mengatakan kalau Mingi itu sebenarnya orang baik. Apanya yang baik kalau dia berpacaran dengan wanita lain sedangkan dirinya sudah memiliki istri yang cantik seperti mu"
"Aku memang sahabat nya Y/N tapi aku tidak suka melihat seorang perempuan diperlakukan seperti budak seks. Semua perempuan itu berlian hanya saja para pria tak bertanggung jawab merusaknya yang berakhir dengan menjadikan nya seorang jalang"
"Seperti almarhumah kakak ku" cicit Yunho
Yunho mencium tangan Y/N yang sedang digenggam nya dan dia merasakan tangan Y/N bergerak.
"Y/N?"
Tak lama Y/N membuka mata nya yang membuat Yunho tersenyum senang.
"Kamu sudah sadar? Apa ada yang sakit? Katakan"
"Yunho" panggil Y/N dengan suara yang lemah.
"Iya? Kenapa? Kamu mau apa?"
"Mingi dimana?"
Bolehkah Yunho marah saat ini? Bolehkah Yunho kecewa ketika Y/N menanyakan Mingi bukan dirinya? Bolehkah Yunho egois menginginkan istri dari sahabatnya sendiri?
"Aku tidak tahu"
"Yunho--"
"Bisakah kau melupakan nya? Bisakah kau tak menanyakan si brengsek itu? Bisakah kau menanyakan ku sekali saja Y/N? Harusnya kau memilih ku dulu bukan si brengsek itu!" Yunho tak sengaja membentak Y/N yang membuat perempuan cantik itu meneteskan airmata nya kembali.
"Mingi itu orang baik Yunho, ingat dia itu sahabat mu. Dia tidak se-brengsek apa yang kau pikirkan, dia itu--" dengan suara lemah Y/N berusaha membela suaminya.
"Cukup Y/N! Kau telah dibutakan oleh Cinta!"
"Ya memang benar aku buta! Aku dibutakan oleh Cinta ku kepada Mingi hingga aku menutup kedua telinga ku untuk tidak mendengarkan apa yang orang katakan tentang Mingi" suara lemah Y/N bercampur dengan isakan tangisnya.
"Aku mencintai nya"
Brak..
Pintu ruangan Y/N dibuka kasar oleh seseorang yang membuat 2 orang di dalam nya terkejut.
Y/N terkejut saat melihat siapa orang yang telah membuka kasar pintu ruangannya. Siapa lagi kalau bukan, Mingi.
"Drama yang sangat menyentuh" Mingi bertepuk tangan yang membuat Y/N menatap nya takut.
"Kenapa berhenti? Lanjutkan, aku akan menonton" Mingi duduk di sofa dan menyimpan kaki nya di atas meja yang disediakan di ruangan itu.
Yunho menatap Y/N dan Y/N sedang menatap Mingi takut.
"Tahu darimana kau aku membawa Y/N kemari?" tanya Yunho sambil menatap tajam Mingi.
"Hei! Mata mu biasa saja. Aku? Tahu darimana? Aku punya banyak koneksi tuan Jeong Yunho"