Maaf cerita ini mengandung unsur kekerasan dan beberapa kata yang menyinggung atau agak vulgar.
Mohon kerjasamanya :)
.
.
.
.
."Kenapa tinggi sekali"
Aku sedang berusaha mengambil teh kesukaan Mingi yang ditaruh di rak yang paling atas. Saat aku sedang berjinjit tiba-tiba ada tangan yang mengambil teh tersebut.
Aku berbalik dan menemukan sahabat Mingi disana.
Yunho.
"Y-Yunho?"
"Kamu sendiri Y/N?" tanya Yunho sambil memberikan teh nya kepada ku.
Aku sekarang sedang berada di supermarket untuk berbelanja bulanan.
"Iya hehe" aku menggaruk tengkuk ku yang tak gatal.
"Mingi kemana?"
"Dia sibuk"
"Sibuk di kantor atau di rumah kekasih nya?"
Aku hanya tersenyum untuk menanggapi nya.
"Sudah kuduga" Yunho mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Kalau begitu aku duluan, sampai jumpa Yunho"
"Y/N tunggu" Yunho menahan tangan ku.
"Ada apa?"
"Ku antar pulang"
"Tidak usah itu akan merepotkan mu aku bisa naik taksi Yunho"
"Aku tidak menerima penolakan nyonya Song"
Aku berjalan ke kasir dan membayar semua belanjaan ku. Setelah aku membayar semuanya Yunho membawakan semua belanjaan ku ke mobilnya.
"Lagi-lagi aku merepotkan mu"
"Aku tidak merasa direpotkan dan lagi juga aku yang mau" Yunho tersenyum manis kepada ku.
Ah! Andai saja Mingi seperti ini.
Yunho menyuruh ku untuk masuk terlebih dahulu karena dia akan menyimpan belanjaan ku di bagasi. Setelah nya dia masuk dan kita pergi dari supermarket.
🍂🍂🍂
Yunho memberhentikan mobilnya di depan rumah ku dan Mingi.
"Terimakasih Yunho"
"Sama-sama"
Aku hendak membuka pintu mobil tapi tangan ku ditahan olehnya.
"Y/N"
"I-iya? Kenapa?"
"Kalau Mingi berbuat sesuatu lagi padamu bilang padaku oke?"