Married with benefit.
Itu yang terjadi pada diriku. Aku dan suami ku Seonghwa menikah karena ketidaksengajaan. Dan usia pernikahan ini sudah memasuki 2 tahun.
Aku dan Seonghwa adalah teman sekampus sekaligus teman sekantor. Alasan kami menikah saat klasik yaitu lelah ditanya kapan menikah.
Saat itu aku sedang menelfon orang tua ku yang ada di kampung, mereka rindu padaku dan menyuruh ku pulang dengan membawa pasangan pastinya.
Disaat yang bersamaan Seonghwa tidak sengaja mendengar obrolan ku dengan orang tua ku. Dan tanpa diduga dia menawarkan dirinya untuk menjadi pasangan yang kubawa untuk dikenalkan pada orang tua ku.
Tapi sebelum aku membawa Seonghwa ke hadapan orang tua ku. Dia lebih dulu membawa ku ke orang tua nya, sungguh gila pria ini.
Orang tua nya menerima diriku dengan baik bahkan mereka ingin langsung membahas tanggal pernikahan dengan orang tua ku.
Ya, seperti yang kalian duga. Orang tua Seonghwa ikut ke kampung halaman ku dan langsung membahas tanggal pernikahan dengan orang tua ku.
Saat itu aku hanya bisa menghela nafas tapi lain lagi dengan Seonghwa yang datar.
Lalu satu bulan kemudian aku dan Seonghwa resmi menjadi pasangan suami-istri. Terlalu cepat? Kalian satu pemikiran dengan ku.
Ceklek..
Aku menoleh karena mendengar pintu apartemen terbuka dan terlihat lah suami ku.
Aku tidak mendengar dia menekan password apartemen.
"Aku pulang"
Aku menghampiri Seonghwa dan mengambil alih tas dan jas kantor nya.
"Kamu udah makan?"
"Belum, aku langsung pulang" ucapnya datar
"Yaudah kamu mandi, aku panasin dulu makanan nya" Seonghwa mengangguk dan berjalan masuk ke dalam kamar nya.
Aku meletakkan tas kantor nya di meja kerja nya yang ada di sudut ruangan ini. Dan menyimpan jas kantor nya di tempat cucian. Setelah nya aku menuju dapur dan memanaskan makanan untuk Seonghwa.
Akhir-akhir ini dia selalu pulang larut yang membuat aku menunda makan malam ku hanya untuk bisa makan bersama dengannya. Tapi jika dia sudah makan malam diluar aku terpaksa makan malam sendiri atau tidak.
Setelah selesai memanaskan makanan nya aku membawa nya ke meja makan dan bersamaan dengan Seonghwa yang keluar dari kamar dengan keadaan rambut nya masih basah dan handuk kecil yang dia sampirkan di bahu kanan nya.
Seonghwa berjalan dan duduk. Aku langsung mengambil nasi beserta lauk pauk untuk dirinya dan untuk diriku.
"Seminggu ke depan kamu gak usah nunggu aku pulang lagi" ucapnya tanpa menatap ku.