TEN: Tender Side

9.5K 982 12
                                    

Mulai minggu ini, ceritanya akan update setiap dua hari sekali. So, jangan lupa beri vote & comment-nya ya guys^^

Enjoy~

****

"Sebenarnya dia kenapa?" tanya Aldo yang berdiri sembari bersidekap tak sabar menatap dokter yang selalu menangani keluarganya.

"Dia bukan perempuan Italia, kan? Dia baru pertama kali ke sini."

Aldo mengangguk menyutujuinya. Mengingat ia menculik Nora dari Indonesia ke Italia begitu tiba-tiba bahkan tanpa persetujuan wanita malang itu.

"Tak ada yang buruk. Tubuhnya hanya sedang menyesuaikan diri dengan cuaca yang tiba-tiba saja berubah karena yang kulihat dia memang memiliki tipe tubuh yang sensitif, dan selain itu kesehatan tubuhnya menurun karena asupan makan yang kurang. Kita harus membiarkannya diinfus selama seharian dulu, sebelum ia bisa pulang dan beristirahat di rumah."

Aldo mengangguk mengerti. Ia cemas hal yang parah akan terjadi pada Nora. Namun, ia juga marah karena wanita itu begitu keras kepala hingga tak makan selama hampir dua hari penuh.

Aldo berjanji, setelah ini, ia akan membuat Nora makan. Tak perduli ia harus menggunakan segala cara untuk memecah kekerasan kepala Nora. Ia tak mau jika ia sampai harus membawa wanita itu kembali ke rumah sakit.

"Oh ya, Aldo. Siapa gadis ini? Ini pertama kalinya aku melihatmu bersama seorang gadis selain Gianna. Itupun kau selalu menyuruh Gianna menjauh pergi jika dia berada di dekatmu."

Aldo terdiam. Ia sendiri tak tahu harus menjawab apa. Ia seolah mempertanyakan kepada dirinya. Apakah peran Nora baginya hingga ia menculik wanita itu tanpa berpikir dua kali.

"Dia gadis dari negara kelahiranku." Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Aldo.

Sang dokter bernama Ronald itu hanya mengangguk mengerti. Ia tahu bahwa Aldo tak ingin ditanya lebih jauh tentang Nora. Ronald memutuskan pamit meninggalkan Aldo bersama Nora yang sudah dibius tidur.

Perlahan Aldo mendekat ke arah ranjang tempat Nora terbaring. Ia menarik kursi yang ada di dekat ranjang itu dan duduk. Ia hanya duduk diam memandangi wajah tertidur Nora. Tak ada hal lainyang ia lakukan selain memandang wajah damai wanita itu.

"Aku takkan meminta kau melepaskanku. Hanya saja, kumohon jangan menyiksaku. Jauh sebelum kau datang ke kehidupanku, hidupku sudah sangat berat. Aku mungkin akan terbiasa di sini. Aku akan sabar hingga kau melepaskanku sendiri nantinya jika kau sudah bosan."

Tiba-tiba saja kata-kata Nora semalam terngiang kembali di kepalanya. Ia sadar ia salah. Ia sudah menculik dan menyekap wanita itu, mengambil hak kebebasannya dalam sekejap. Aldo menghela napas lelah. Ia sendiri tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. Menculik dan menyekap seorang wanita bukanlah gayanya. Namun, ia hanya ingin Nora terus berada di sampingnya.

Tangan Aldo perlahan terangkat. Ia kemudian merapikan rambut Nora yang ada di dahinya agar tak mengenai mata wanita itu. Gerakan itu begitu lembut, membuat siapapun yang melihat tak percaya bahwa pria itu adalah Reynaldo Christofor.

Pria yang memiliki raut dingin dan pandangan mata tajam sekarang berubah menjadi pria dengan raut kasih dan padangan lembut pada wanita yang tak sadarkan diri itu.

***

Suara bising dari musik yang mengentak serta aroma alkohol tercium di seluruh sudut ruangan. Bagi sebagian orang, tempat itu sangat mengganggu dan tak nyaman. Namun, tidak bagi orang-orang seperti Randy. Tempat itu sangat sempurna sebagai tempat persinggahannya sehari-hari.

Sembari meneguk perlahan minuman yang ada di gelasnya, Randy memandang malas ke lantai dansa yang dipenuhi tubuh manusia yang sedang meliuk-meliuk.

The Darkest EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang