THREE: Beast of Eve

13K 1K 23
                                    

Nora memegang tali tasnya sembari berjalan termenung di malam riuh pusat kota itu. Ia masih memikirkan pria yang ia temui di apartemen tadi sore. Ia memikirkan terus-menerus aroma yang lama tak ia cium namun tetap ia ingat selalu. Ia yakin aroma itu sama dengan aroma milik kekasihnya, Leo.

Aroma segar seperti hutan pohon pinus ditambah aroma musk, mint dan lime milik pria itu persis seperti milik Leo. Aroma itu membuat Nora berpikir apa parfum yang mereka pakai sama? Namun, di lain sisi, Nora dulu begitu yakin bahkan yang dipakai Leo itu bukanlah parfum, melainkan wangi tubuh Leo sendiri yang memang memabukkan.

Lama Nora berjalan dengan pikiran mengelana, membuat Nora lambat sadar bahwa ia sudah berada di depan salah satu kelab terbesar di kota itu. Ia baru sadar saat salah satu penjaga kelab menyapanya, Josh.

"Kau datang lebih cepat, Nora," sapa pria yang memang sering berjaga di depan pintu masuk kelab.

Nora sendiri sudah mengenal dekat semua pekerja di kelab itu. Mulai dari penjaga kelab, hingga para wanita kelab, ia kenal dan berteman cukup baik dengan mereka. Walau terkadang pekerjaan mereka dipandang sebelah mata, tetapi faktanya mereka masih punya sisi kemanusiaan yang saling memedulikan satu sama lain.

"Hai, Josh. Kau tahu sendiri, kan? Malam ini tahun baru. Aku disuruh datang lebih cepat karena kelab akan ramai," jawab Nora sambil tersenyum ramah. "Bagaimana denganmu? Kau berjaga sendiri? Hari ini akan ramai."

"Ah, tidak. Chris dan Kyle akan berjaga bersamaku."

Nora mengangguk mengerti. "Kalau begitu aku masuk dulu."

Nora pun berjalan memasuki kelab malam yang sudah mulai padat itu. Tampak beberapa orang mulai mengisi kelab. Nora pun melepas jaketnya dan berjalan ke ruang ganti khusus karyawan wanita untuk mengganti bajunya dengan seragam.

Sembari mengikat rambutnya, Nora berjalan keluar ke arah bar di mana Nora bekerja sebagai bartender bersama temannya yang meneleponnya tadi, Jason.

Jason sendiri sudah lama menyukai Nora. Jason bahkan sudah menunjukkan perasaan dan perhatiannya secara terang-terangan. Namun, bukannya Nora tidak peka akan hal itu, ia hanya tak ingin memberi Jason harapan. Semenjak kehilangan Leo, Nora menutup semua pintu hatinya. Ia hanya tak ingin tersakiti laginya nanti. Ia merasa bahwa semua orang yang berhubungan dekat dengannya akan berakhir tragis.

"Kau datang tepat waktu," ucap Jason, memberikan senyuman terbaiknya pada Nora untuk menyambutnya.

Nora terkekeh. "Bukankah malam ini akan ramai? Kurasa malam ini akan menyenangkan."

***

Jam sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam. Sebentar lagi pergantian tahun akan terjadi. Semakin malam pun kota semakin hidup untuk menyambut pergantian tahun itu. Semuanya tampak antusias, kecuali satu pria.

Pria itu hanya berdiri menjulang dalam diamnya di balkon besar apartemen mewahnya. Kepulan asap dari puntung rokok yang menyala sesekali keluar dari mulutnya. Tampaknya hanya pria itu yang tidak antusias menanti tahun baru. Baginya, semua hari sama saja. Tidak ada yang berarti baginya. Ia hanya hidup dalam kegelapan.

Namun, perlahan pria itu menjadi benar-benar bosan. Perasaannya juga sedang tak dalam kondisi yang baik. Berdiam diri tanpa tertarik melakukan hal lain membuatnya benar-benar merasa kebosanan. Ditambah lagi ia tak mengantuk sama sekali.

Pria itu pun meraih ponsel yang ada di sakunya. Ia menelpon salah satu pengawal sekaligus anak buahnya yang berada di yang khusus disediakan untuk anggota yang bekerja pada keluarganya di negara itu. Rumah itu cukup besar dan mewah, berfungsi sebagai rumah peristirahatan. Di beberapa negara yang sering pria itu kunjungi, semuanya mempunyairumah peristirahatan yang besar dan mewah.

The Darkest EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang