FOUR: He Got Issues

11.7K 1.1K 25
                                    

Reynaldo Christofor? Omong kosong macam apa itu, pikir Nora.

Nora memang percaya bahwa di dunia ini, manusia memiliki beberapa kembaran beda orangtua yang hampir benar-benar mirip. Namun, yang Nora tak percayai adalah wajah yang begitu mirip hingga letak tahilalat mereka pun sama persis tanpa ada perbedaan atau pergeseran tempat sedikit pun.

Nora yakin ia tidak salah mengenali orang. Ia yakin itu Leo. Ia tahu persis setiap bagian wajah pria yang ia cintai itu karena hampir setiap saat Nora menatap Leo. Wajah pria itu sejak dulu selalu terlihat serius, terlebih jika sedang membaca sebuah buku. Nora suka memandangi wajah Leo setiap saat tanpa pria itu sadari. Jadi, tak aneh jika Nora menghafal dengan baik setiap lekuk wajah pria tampannya itu.

Nora tersadar dari pemikirannya saat ia mendengar suara deru mobil yang dinyalakan. Suara mobil itu berasal dari suara mobil yang dinaiki oleh pria bernama Reynaldo Christofor itu.

"Tidak!"

Nora takkan melepaskan pria itu begitu saja. Dengan cepat, Nora berlari ke depan mobil pria itu sebelum mobilnya benar-benar berjalan pergi. Nora langsung merentangkan kedua tangannya seolah ia akan menahan laju mobil itu.

Aldo yang sudah menjalankan mobilnya, harus menginjak remnya kuat-kuat saat melihat wanita itu sudah berada di depan mobilnya tanpa rasa ragu dan takut sedikit pun. Hampir saja wanita itu mati terlindas mobil mewah Aldo jika saja pria itu tidak mengerem mobilnya.

"Gadis itu benar-benar!" geram Aldo marah.

Dengan kesal, Aldo turun dari mobilnya sambil menutup pintunya begitu kencang, diikuti pengawal lainnya yang ikut turun saat melihat adanya sedikit masalah. Namun, pengawal-pengawal itu hanya bisa diam di depan mobil karena Aldo memberikan kembali isyarat bahwa mereka jangan mendekat atau ikut campur.

"Kau mau mati, huh?!!" bentak Aldo begitu berada di depan Nora yang masih merentangkan kedua tangannya.

Air mata wanita itu terus jatuh. Namun, wajahnya menampakkan syarat kemarahan dibandingkan kesedihan. Sembari menurunkan kedua tangannya, Nora mulai berkata kembali.

"Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu hingga kau melupakanku seperti ini, Leo. Atau karena memang aku tak begitu penting di dalam kehidupanmu untuk diingat. Tetapi, kau harus tahu bagaimana perasaanku sekarang mengetahui bahwa kau masih hidup. Aku sangat senang, Leo."

Aldo terdiam. Cara Nora mengatakan semua itu begitu tulus. Dapat terlihat jelas di mata yang bersinar itu penuh harapan yang indah. Melihat itu, membuat Aldo menjadi tak tega memarahi perempuan manis itu.

"Dengar, Nona. Namaku Aldo. Aku Aldo, bukan Leo, atau apa pun itu. Jadi, Nona Manis, minggir dari jalanku sekarang juga."

"Kau tak bisa melakukan ini padaku, Leo. Pertama, kau mencampakkanku di hari jadi kita. Kedua, berita kau meninggal tersebar begitu saja. Selama beberapa minggu aku selalu duduk di depan rumahmu berharap semua itu mimpi dan kau akan membukakan pintumu untukku. Aku hidup selama enam tahun dalam kenangan yang kau tinggalkan begitu saja, Leo!"

"Sial, berhenti memanggilku dengan nama sialan itu! Aku bukan Leo! Mantan kekasihmu atau apapun itu! Aku adalah Reynaldo Christofor!" bentak Aldo sekali lagi membuat Nora terdiam. Ia tak suka disamakan dengan pria bernama Leo itu.

"Leo—"

"Kubilang berheti memanggilku begitu!" bentak Aldo lagi.

Pergantian tahun pun terjadi. Letusan-letusan kembang api mewarnai langit juga mewarnai pertengkaran dua manusia itu. Di saat semua orang bersorak-sorak karena tahun yang baru, mereka malah saling membentak dan berteriak seolah ingin menyamai suara letusan kembang api tahun baru.

The Darkest EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang