-Siapakah dia?-

1.8K 79 3
                                    

Cp'Senin 17 Februari 2020'
____________________

♡Happy Readings♡

Sore yang tenang di hari ahad ini menurut Syaqillah. Bagaimana tidak, meski mendapat hukuman memalukan. Setidaknya ia bisa ketemu ummi tercinta melepas rindu dan keluh kesah selama 2 minggu di pondok.

Ummi Syaqillah tidak lama dan langsung pulang. Karna jarak pondok sampai rumah terlampau jauh -/+ 1 jam.

''Siapa sebenarnya yang sering memperhatikanku? Aku merasa seperti diawasi, atau kegeeran aja,'' bicara pada diri sendiri gadis berjilbab peach itu.

Tak ingin mengganggu aktivitas sahabatnya, ia memutuskan untuk mencari udara segar.

Saat hari Ahad kita boleh keluar lingkungan pondok dengan syarat meminta ijin. Itu yang di lakukan Syaqillah. Merasa lapar membuatnya berjalan keluar pondok hanya untuk membeli makanan di warung bude.

''Swit.. swit.. cewek cantik, kenalan dong?'' Goda salah satu cowok pabrik, yang letaknya di samping pondok.

Syaqillah berjalan tak menghiraukan, Hingga salah satu dari mereka mendekat.

''Hai, namaku Asdar. Nama kamu siapa? Boleh minta nomor nggak?'' Sapa Asdar sambil mengulurkan tangan.

''Maaf,'' Syaqillah hanya menangkupkan kedua tangan, kemudian berlalu pergi.

''Setidaknya beri tahu aku siapa namamu?!'' Teriaknya karna jarak diantara mereka.

Bukannya menjawab, Syaqillah semakin mempercepat langkahnya ke arah warung yang di tuju, seolah Ia tak peduli jika dibilang sombong.

Saat sampai di warung Syaqillah langsung memesan nasi ayam lalapan 2 untuk dia dan Naila.

Saat menunggu, seorang cowok datang dengan menggunakan celana training hitam dan kaos hijau army.

''Bibi.. aku pesan nasi pecel yah 1 bungkus aja,'' katanya memesan.

''Iya bentar, bibi bikin punya si mba itu dulu,'' ucap bude seraya melirikku.

''Sepertinya dia tak memperhatikan kalau ada aku disini di lihat dari gerak-gerik yang agak salah tingkah? mungkin,'' Batin Syaqillah acuh.

''Maaf saya tidak lihat, Seharusnya saya mengantri,'' ia berucap sedikit kikuk, lalu duduk di salah satu kursi.

''Iya nggak papa,'' balasku.

Hening.
.
.
.
.
.

Setelah hening cukup lama sambil menunggu, dia mulai membuka obrolan.

''Kamu santri baru yah?''

Alih menjawab aku malah melamun menatapnya.

''Apa ini yang namanya cinta pandang pertama? Dia memiliki hidung yang mancung, bibir dan kumis tipis juga lesung pipit di kedua pipinya. Masya Allah dia terlihat sempurna di mataku.'' Batin Syaqillah menjerit setelah melihat si empunya wajah dengan teliti.

''Ekhm.. ehemm.. kamu lagi melamunkan apa?'' Ia kembali bertanya.

Seketika lamunanku buyar, saat mendengar dia berdehem dan langsung kupalingkan wajahku yang memerah seperti kepiting rebus pasti.

''Maaf.'' Hanya kalimat itu yg bisa keluar dari mulutku.

''Maaf untuk apa?'' Ujarnya kembali bertanya.

''Eh, nggak apa lupakan,'' Jawabku.

''Kenalkan aku Dzullfikar, kelas 1 MA. Nama kamu siapa?"

CINTA DI LANGIT PESANTREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang