~Mengalihkan~

1.5K 76 2
                                    

Cp'Selasa 03 maret 2020'
______________________

Dengan perlahan aku membuka mata, menyesuaikan cahaya masuk. Kulihat sekeliling dan kudapati Naila di sebelah kasur yang sedang duduk sambil tertidur. Rasa sakit pada kepala begitu terasa saat aku mencoba untuk duduk.

Merasa ada pergerakan, Naila langsung terbangun.''Aqillah. Kamu udah sadar? Alhamdulillah. Jangan dulu bangun kamu baring aja karna kamu baru sadar.'' Larang Naila dengan nada khawatir.

''Emang aku kenapa?''

''Kamu tadi pingsan Syaqilla. Sdh 3 jam kamu pingsan. Jadi aku minta ijin buat nemenin kamu.'' Ujarnya dengan mimik wajah khawatir tercetak jelas.

''Pingsan?"

Seketika perasaan sesak ku rasakan saat mengingat apa penyebab sebelum aku pingsan.

''Kamu tuh baru sadar malah melamun. Ada apa sebenarnya? Coba cerita, Kamu kan nggak boleh terlalu kecapean entah karna nangis atau apapun. Kamu bisa drop dan pingsan kek gini."

Akupun menceritakan kejadian awal aku bertemu dengan kak Dzull. Bagaimana perasaanku mulai tumbuh. Juga rasa rindu saat tak melihatnya. Dan akhir yang menyesakkan dada. Seketika air mata tak bisa ku bendung, Naila memeluk dan menenangkan aku.

''Aqillah. Aku tau kamu dari awal belum ingin cerita sama aku karna takut aku jadi ngoceh gaje atau bahkan ngegodain kamu. Tapi kalau waktu itu kamu cerita ke aku. Saat ini pasti kamu tidak akan sesakit ini Aqillah. Ya Allah.'' Nasehatnya sambil menenangkan aku.

''Maafin aku Naila. Aku bukan nggak percaya. Maafin aku. Hiks.. hiks.. hiks..''

''Udahlah aku nggak permasalahkan itu lagi. Toh, sudah terjadi. Sekarang yg harus kamu lakuin, kamu harus tenang dan berhenti menangis. Untuk apa kamu tangisi dia? Dia sedang bahagia sedangkan kamu menangis? Enggak banget tau nggak. Waktunya move on! Well, aku tau itu nggak gampang. Seharusnya kamu bersyukur karna lebih cepat mengetahui itu.'' Nasehatnya.

''Enggak semudah itu Ila.''

"Aku yang bakalan bantu kamu move on. Okey? Jadi udah dong jangan sedih lagi yah.'' Pinta Naila sambil menghapus air mataku membuat aku tersenyum.

''Nah gitu baru sahabat aku yg paling cantik Aqillah. Senyum kek gitu.'' Tawanya tulus.

''Iya Ila.''

''Masih banyak cowok yang lebih pantas dapatin kamu di banding dia. Jadi kamu juga harus punya bahagiamu sendiri. Masa dia bahagia dan kamu tidak?'' Motivasinya lagi menyemangatkanku.

''Makasih Ila. Beruntung aku punya sahabat kek kamu.''

''Iya dong. Kamu tuh udah kayak saudari aku sendiri. Jadi kalau punya masalah jangan di pendam sendiri yah.'' Celetuknya tersenyum.

''Siap komandan.''

Kamipun tertawa bersama.

Ya Allah makasih sudah menghadirkan Naila sebagai sahabat buatku.

*****

''Dia tadi nangis kenapa yah? Apa yg membuat sosok ceria Syaqillah begitu terlihat sangat rapuh? Aku seperti ingin melindunginya.'' batin Rizal.

''Rizal? Rizal? Rizal????? Hei!!!'' Panggil Khoirul sambil sedikit mengguncang bahu si empunya.

''Eh! mas? Maaf kenapa mas?'' Kaget Rizal.

''Kamu lagi mikirin apa sampai melamun gitu?'' Tanya Khoirul.

''Nggak papa kok mas, owh iya mas panggil saya ada apa?'' Ujar Rizal mengalihkan.

CINTA DI LANGIT PESANTREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang