Hay semua, apa kabar? Semoga baik-baik aja. Tetap dirumah dan jaga jarak yah saat keluar, jangan lupa ikut aturan protokol kesehatan yah😊
Btw, maaf nih CDLP baru bisa update lagi dari sekian bulan😅
Soalnya ada sedikit masalah pribadi, dan makasih yang masih mau mampir baca dan nyimpen cerita aku ini diperpustakaan kalian😍 Next, semoga kalian suka lanjutanya. Luv All readers💙
****************
Happy Reading
****************Hari yang ditunggu-tunggu tiba, semua terlihat sibuk dengan hafalan-hafalan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Tak terkecuali Syaqillah saat ini dia tengah merasa gugup entah mengapa, padahal bukanlah hal yang baru untuk dia tampil depan orang banyak. Mengingat dia sebagai salah satu murid smart dikelas.
"Astagfirullah.. astagfirullah.. astagfirullah.." Syaqillah terus melafadzkan dzikir tanpa suara.
"Kamu kenapa pucet? Kamu sakit?" Tanya salah seorang perempuan yang menggunakan seragam batik berbeda dengan yang ia kenakan.
"Nggak papa kok, cuma lagi sedikit gugup aja. Sebentar juga pasti hilang," jawab Syaqillah tersenyum.
"Aku Ri, kamu?" Ucap gadis itu mengulurkan tangan.
"Ri? Nama kamu Ri doang?" Ceplos Syaqillah bertanya lagi alih-alih menjawab. Sedangkan yang ditanyai terkekeh geli.
"Maaf, nama aku..." belum sempat Ri menjawab, panggilan mic memanggil Syaqillah untuk maju.
"Syaqillah Humairah, panggilan kepada Syaqillah Humairah silahkan masuk."
"Maaf yah Ri, nanti kita ngobrol lagi. Kalau gitu aku kesana dulu, makasih udah ajak ngobrol dan bantu hilangin gugup aku." Ucap Syaqillah berlalu.
"Syaqillah Humairah? Aku seperti pernah mendengar namanya? Ah, nggak mungkin." Tepisnya dalam hati sambil melihat kearah Syaqillah yang tengah berjalan masuk keruangan lomba.
*Ditempat lain*
"Fiuuhh... Mendebarkan banget sih lomba ini, memicu adrenalin dan membuat serangan jantung. Bisa-bisa aku mati muda gimana?" Cicit Naila sambil menghela nafas.
"Alay, sok mendrama banget sih mak lampir. Makanya, pinter dong kayak aku." Ucap Rezal penuh percaya diri.
"Emang udah diumumin gitu yang menang ditingkat kedua bagian jalalain?" Cibir Naila melipat kedua tangan didepan dada
"Belum sih, tapi udah pasti dong Rezal yang super kece ini menang. Karna aku nggak menang tampang doang, ada plusnya.." Rezal menjeda.
"Apaan?" Curiga Naila.
"Smart." Angkuh Rezal sambil menyisir rambut menggunakan jari tangan.
Entah mengapa aku merasa disini sangat nggak menyenangkan, bisa stres aku kalau didekat anak ini. Naila menatap Rezal nanar dan berlalu meninggalkannya, mungkin menunggu Syaqillah lebih berfaedah dibanding mendengar celoteh PD tingkat dewa.
"Loh, loh? Kok pergi? Tungguin dong," teriak Rezal memanggil Naila.
"Permisi.. kak yang namanya kak Rezal Zurhan itu yah?" Tanya 3 orang gadis berhijab dengan logo pesantren lain.
"Iya?" Ucap Rezal penuh tanya.
"Kakak emang ganteng yah. Bener kata mba-mba senior." Heboh salah satu dari mereka.
"Syutt.. jangan keras-keras ngomongnya, entar kita ditegur senior loh." Tegur yang lain.
"Kak, boleh nggak minta nomor dengan tanda tangan kakak?" Ketiganya menyodorkan sapu tangan dan sebuah spidol. Rezal hanya memberi sebuah tanda tangan namun tidak dengan nomor. Dengan alasan itu privasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DI LANGIT PESANTREN [END]
RomanceAku, Dia Bisakah menjadi Kita? Ketika Cinta menyapa Seseorang akan terlihat begitu bodoh dan konyol. Semakin kau mencintainya maka Semakin ingin kau memilikinya. Yah cinta itu mystery Ilahi. Siapa sangka bahwa seorang gadis bernama Syaqillah Humair...