~Pengkhianat?

1.3K 73 24
                                    

Cp'Sel 21 Apr 2020'
(20:59)

Part sedikit di perbaharui

Untuk para pembaca jangan jadi readers silent jika kalian menghargai penulis. :")

Jangan lupa meninggalkan jejak 👣

***

Saat pulang sekolah Naila bergegas kekamarnya, berganti baju lalu bersiap untuk sholat dzuhur.

Lain hal dengan Na'im yang sekamar dengan Syaqillah. Ia bergerak gelisah didepan lemari,  memikirkan cara yang bagus untuk menyampaikan ke Syaqillah tentang apa yang terjadi di perpustakaan sekolah.

''Na'im? Kamu kenapa dek?" Tegur Syaqillah. sangat nampak adiknya itu terlihat cemas.

''Nggak papa kak.'' Elak Na'im menghindari kontak mata.

Mulutnya hendak terbuka namun langsung terkatup lagi.

''Kamu bohong dek? Kenapa?" Syaqillah memicing.

Na'im hanya menggeleng sambil tersenyum lalu menghampiri Syaqillah dikasur.

''Kakak udah minum obat? Demamnya masih?'' Na'im menempelkan punggung tangan pada dahi Syaqillah. Sebenarnya dia mengalihkan topik. Namun, diluar dari semua itu dia benar-benar cemas.

''Tadi pagi udah, obat siang nanti tunggu Naila. Kakak juga sudah agak baikkan."

Mendengar nama itu, Na'im tersenyum kecut. Nyali yang dikumpulkan untuk memberitahu Syaqillah seketika  hilang. Ada binar bahagia saat menyebut nama Naila.

''Muka kamu kenapa ditekuk gitu? Kenapa? Mau cerita sama kakak?"

"Nggak papa kak." Na'im menghela nafas kemudian tersenyum.

"Dek, kamu kalau punya masalah jangan dipendem ntar nyesek sendiri. Kamu nggak percaya sama kakak?" Jelas terlihat sorot kekecewaan dimata Syaqillah.

"Engg.. bukan gitu kak, menurut aku ada baiknya kakak sembuh dulu, kakak kan lagi sakit nggak boleh terlalu banyak beban pikiran." Ucap Na'im lembut.

Garis-garis halus sedikit terlihat diantara kedua alis Syaqillah. "Apa ini terkait kakak juga sampe kamu ngomong gitu?" Na'im bungkam saat mendengar sebuah pertanyaan yang lebih ke pernyataan.

"Kalau bener, kamu harus cerita. Kakak nggak mau nanti kakak tau dari orang lain." Ucap Syaqillah.

"Tapi kak..?"

"Kakak siap denger."

Ia pun menceritakan semuanya. Dari disuruh sama ustadz Ilham ambil buku sampai Naila menghapirinya hendak mengajak pulang yang tidak di gubris.

''Kak? Mba Naila kok jahat banget sih nikung sahabat sendiri? Dia kan tau kak Qillah suka sama kak Rizal. Tapi kenapa dia curi start? Mana kak Rizal kayaknya merespon.''

''Dek, kita nggak boleh seudzhon sama Naila. Mungkin hanya salah paham, lagian kamu nggak denger sampai akhir? Nanti coba kakak tanya lagi sama Naila? Gimana?'' Syaqillah tersenyum sembari mengelus tangan Na'im.

''Kak, udah sih nggak usah belain mba Naila, katanya sahabat kok mengkhianati sahabat sendiri?!" Ucap Na'im.

Saat ini hanya mereka berdua yang tertinggal dikamar. Anak-anak yang lain sedang melaksanakan sholat dzuhur, Na'im memang tengah datang tamu bulanan. Faktor itu juga penyebab dia susah mengontrol emosinya.

CINTA DI LANGIT PESANTREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang