~Rizal Syah?

1.4K 79 7
                                    

Cp'Sab 04 April 2020'
_______________________

Syaqillah Humairah

Cinta itu unik
Entah dia datang sendiri
Atau harus kamu yang menjemput.
Saat perasaan menggebu itu singgah, persiapkan mentalmu.
Apalagi dimasa pubertas,
hehe..

◇◇◇◇

Tidak terasa sebentar lagi bakalan ulangan semester. Dan itu berarti aku sudah mau setengah tahun disini.

Sampai saat ini aku masih penasaran pada pengagum rahasiaku. Dia beberapa kali kasih bunga melalui anak kecil yang berbeda dan juga buka anak pondok pastinya itu yang membuatku heran.

Terakhir bulan lalu dia mengirimiku bunga dengan notes yang membuatku semakin penuh akan tanya.

.
.

Sosok dirimu indah seperti bunga namun sangat sulit ku sentuh dengan jemari. Tapi, ku sentuh hatimu dengan kata-kata bahwa aku semakin menyukaimu.
Kau cantik bahkan melebihi bunga yang kau genggam. Bukan, bukan aku hanya melihat parasmu. Hanya saja hati ini ingin melindungimu dari kejauhan.

Pengagum Rahasiamu
~N

.
.
.

Seperti itulah isinya yang terkadang membuat bulu kudukku meremang. Coba bayangkan? Ada orang yang mengagumimu secara rahasia tanpa ingin diketahui identitasnya dan bahkan dia ingin melindungimu dari kejauhan? Itu berarti dia selalu memperhatikanmu entah dari mana saja dan hanya karna sebuah notes membuatmu merasa di awasi. Yah walaupun itu hanya pemikiran gila yang cukup menghantui.

Aku senang kalau ada yang menyukaiku, tapi ini aneh saja kalau bisa di bilang pengagum itu seperti stalker dengan topi hitam dan pakaian serba hitam memantaumu dari kejauhan.

''Syaqillah?? SYAQILLAH HUMAIRAH....!!!'' Teriak Pak Sam.

''Eh, I..iya pak?'' Sontak aku tersadar dari lamunanku.

''Dari tadi bapak terangin di depan dan kamu hanya melamun?'' Ujarnya bertanya namun bisa ditebak bahwa dia masih marah.

''Maaf pak.'' Nyaliku ciut.

''Keluar kamu dari kelas sampai pelajaran saya habis, dan sebagai hukumannya kamu akan saya beri tugas untuk pertemuan berikutnya.''

Akupun menoleh kearah Naila yang memandangiku khawatir dan juga penuh tanda tanya.

Namun aku hanya tersenyum seolah berkata it's okey.

Akupun keluar dari kelas dan berjalan menuju taman. Yah, taman adalah tempat favorite ku disaat sedang dalam suasana hati yang buruk.

''Ini memalukan Syaaahhhh....'' ucapku pada diri sendiri.

Bagaimana tidak? Saat keluar kelas semua murid menatapku iba, meski beberapa orang menatapku senang. Aku tak suka di tatap seperti itu. Ralat, maksudku yang menatap seperti itu juga Rizal. Tatapan yang menurunkan harga diriku sang murid teladan di kelas. Dan lebih membuatku kesal adalah guru killer yang mengeluarkanku dari kelas.

CINTA DI LANGIT PESANTREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang