Arlenia belum sadarkan diri selama 3 jam, ia hampir saja mati kalau tidak dibawa dengan cepat kerumah sakit. Sedangkan alang masih terasa sakitnya diperut, terkadang ia ingin menangis karena perutnya itu.
Perkumpulan keluarga masih tetap diselenggarakan walau gaada alen juga alang, mereka mengadakan acara keluarga dengan berat hati. Esok harinya,bela, thalita, radit, farasya, galung, juga ketua kelas alen menjenguki alen dirumah sakit. Mereka juga menjenguki alang.
"Gue nya yang goblok! Gue malah asyik main hp, sedangkan alen berusaha manggil gue!" tukas alang menjambak jambak rambutnya frustasi.
"Ga lang! Lo jangan nyalahin diri sendiri, lo udah nyelamatin dia ko, lagi pula besok juga dia udah dibolehin pulang" thalita mengusap usap punggung alang.
"Bang raga juga ga bakal segitunya lang, dia tuh lagi sedih banget karena adeknya, makanya dia kebawa emosi" ucap radit mengerutkan keningnya.
"Setuju gue sama radit" farasya meminum esnya sembari fokus terhadap game yang ada di hp alang, setelah sampai rumah alang, farasya sedari tadi memainkan game yang ada di hp alang.
"Gue baru tau kalo arlenia ga bisa berenang cuk, kira gue dia jago renang karena badannya tinggi" ucap galung membuka suara, raut wajahnya seperti orang yang lagi memikir.
"Nah itu maksud gue, gue kira dia juga bisa berenang, tatau nya kagak kan" sosor alang.
"Ka alen bisa tinggi karena keturunan dari bapaknya!" tukas bela yang masih pakai seragam sekolah.
"Iya juga si, bapaknya kan tinggi" ucap alang memikir.
Setelah mereka pulang dari rumah alang, tiba tiba raga kerumah alang tidak tau untuk apa.
"Assalammualaikum tante" ucap raga menyiumi punggung tangan tante marisa.
"Waalaikumsalam, ada apa kesini?" tanya marisa.
"Ada alang nya tan?"
"Ada ko, jangan digebukin lagi ya, kasian dia... Bisa bisa masuk rumah sakit nanti" ucap marisa cemberut.
"Biarin sebelas dua belas sama alen tan!" tukas raga dan menaiki anak tangga secepat kilat.
"Alang gue tau lo didalem" tiba tiba saja raga membuka pintu kamar alang, dan melihat sosok alang yang sedang memakai celana, dia juga belum memakai baju.
"Astaghfirullah bang!" teriak alang. Raga pun menutup kembali kamar alang dengan suara yang keras.
"Gue normal!" tegas raga.
"Iya tau bang" teriak alang. "Ga adek ga kakak, perasaan sama aja dah" batin alang.
***
"Mau ngapain bang kesini?" tanya alang was was.
"Menurut lo?" ucap raga sinis.
"Gue mohon ya jangan gebukin gue lagi, janji dah gue bakal jagain alen sepenuhnya" ucap alang memohon. Tiba tiba saja raga tertawa terbahak bahak entah karena apa.
"Lucu lo lang! Kira gue bego apa! Lo pernah bilang kaya gitu ke gue, dan mana? Mana janji lo lang" gerutu raga sembari menggeleng gelengkan kepalanya pelan.
"Terus biar gue ga dibenci lo, gue harus gimana bang!" tukas alang polos.
"Lo mau tau kaya gimana?" ucap raga menunjuk ke alang. Alang hanya mengangguk seperti anak kecil. "Cuekin alen! Biar gue aja yang jaga dia!, jangan suruh dia kerjain pr lagi, kalo lo mau ngomong sama dia...pas acara keluarga aja! " ucap raga panjang lebar, raga pun keluar kamar alang. Alang merebahkan dirinya dikasur sembari membuang nafas frustasinya. Ia harus bagaimana lagi, dia gabakal bisa mencueki alen selama itu. Acara keluarga hanya enam bulan sekali saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
A R L E N I A
Teen FictionArlenia Aisyandra adalah seorang gadis dengan paras yang cantik dan anggun. Mata bulat dan coklatnya, rambut panjang yang bergelombang, kulit putih dan hidung yang tak mancung juga tak pesek tetapi pas untuknya, tubuh yang mungil. Semua para lelaki...