Arlenia saat ini sedang berbincang hebat dengan raga, sangat jarang raga ingin curhat ke arlenia.
Arlenia juga memberi cerita panjang lebar ke abangnya itu, sampai larut malam ia masih mengobrol.
"Pokoknya gue percaya sama temen lo farasya farasya itu." ucap raga ternyum kearlenia dan menepuk nepuk bahunya arlenia pelan.
"Ta... Tapi..." ucap arlenia terpotong.
"Dia kan yang udah nolongin lo, yang udah nganterin lo, ngobatin lo, gue makin percaya sama dia" tiba tiba raga mengambil hp arlenia yang ada digenggaman arlenia. "Makasih id line nya farasya" ucap raga berkedip satu mata dengan menggoyang goyangkan hpnya. Kemudian raga meninggalkan arlenia sendiri dikamarnya.
"Asal bang raga tau kalau alang lah yang bantu alen" batin arlenia.
***
Esok paginya, gaada hujan juga gaada angin tiba tiba saja farasya menjemput arlenia memakai motor kesayangannya itu.
Dengan ragu ia tak keluar keluar kamar, arlenia pasti tau ini kerjaannya raga.
"Sayang, temen kamu nungguin lho dari tadi, keluar yok" ucap lembut syandra mengetuk pintu kamar anaknya itu.
"Arlenia ga enak badan mim" ucap arlenia pelan.
"Kamu kan tadi ceria banget, masa sekarang sakit si"
Tiba tiba saja raga mendobrak pintu kamar arlenia yang membuat maminya terkejut juga arlenia diam mematung karena terkejut.
"Lo punya perasaan ga si sama temen lo? Kasian dia nunggin len" ucap raga sedikit menekan.
"Raga siapa yang ngajarin kamu pake gue lo dirumah hah!" teriak sang papa.
"Iya maaf pa"
"Yaudah arlenia berangkat!" arlenia melewatkan begitu saja maminya juga raga, ga kepada papanya, arlenia malah salim kepapanya yang sedang membaca koran diruang tamu.
Arlenia dengan cemberut menerima helm yang diberikan farasya, sepanjang perjalanan arlenia juga farasya tidak ada yang membuka suara.
"Pasti disuruh bang raga" ucap kecil arlenia.
Tiba tiba saja farasya tertawa dan motornya ikut oleng. "Alen alen, asal lo tau aja ya, alang yang nyuruh gue jemput lo" begitu mendengar kata alang yang farasya sebut, arlenia malah menanyai tentang alang lagi.
"Serius?" tanya arlenia was was.
"Lo gatau ya, kemaren dia ngikutin kita dari belakang. Dia ga percaya sama gue kalo gue bisa nganter lo sampe rumah." ucapnya secara terang terangan. "pokoknya sesampai ini gue gamau tau lo harus bilang terimakasih ke alang"
Setelah sampai sekolah, arlenia langsung lari kekelasnya dan menaruh tasnya dibangkunya, dengan semangat ia malah mencari cari alang sampe kekelas lain.
"pokemon, mana alang!" tukas arlenia sambil melirik tas alang.
"Ada dikelas 11" ucap thalita cuek, entah kenapa thalita rasanya ingin marah marah mulu setelah apa yang terjadi oleh arlenia kemarin. Ya, thalita tau kalo arlenia dibawa seseorang kemarin, dan thalita lah yang menelpon alang untuk kesekolah, dan untung saja alang bersama farasya lagi diwarnet.
Arlenia mencari cari alang, dan ketemu di kelas 11 B. Alang bersama radit disana, bisa tertebak bahwa alang sedang mengacak acak rambut wanita. Tidak tau kenapa arlenia malah sakit hati, ia langsung lari entah mau kemana, sampai tiba saatnya ia menabrak seorang laki laki.
"Arlenia lo kenapa" ucap farasya yang mengetahui bahwa arlenia sedang menangis, ya, farasya tadinya ingin menyusul alang kekelas 11 B. Tetapi tidak jadi karena bertemu arlenia.
Arlenia mengajak farasya ke sebuah rooftop, ia langsung menangis dengan isakan pelan dan memeluk farasya.
"Kok alang sama cewek lain si, ko alang jahat" ucap arlenia. Farasya tidak membuka suara takutnya yang ia omongi salah, ia hanya mengusap usap punggung arlenia dan meminta thalita kesini dengan menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A R L E N I A
Teen FictionArlenia Aisyandra adalah seorang gadis dengan paras yang cantik dan anggun. Mata bulat dan coklatnya, rambut panjang yang bergelombang, kulit putih dan hidung yang tak mancung juga tak pesek tetapi pas untuknya, tubuh yang mungil. Semua para lelaki...