Benar saja, arlenia dihukum oleh mami papinya karena sudah bolos tiga kali. Uang saku dipotong menjadi 20 ribu, ponsel dan laptopnya juga disita, hukuman itu berlanjut selama tiga hari.
Raga mengantarkan arlenia sampai kegerbang sekolah saja, melihat alang yang ada dilantai 3, raga langsung menajamkan tatapannya kearah alang.
"Nih buat lo...Jangan kasih tau ke mami papi" ucap cuek raga yang menyodorkan uang biru dari sakunya.
"Oke bang, abang terbaik" arlenia mengambil uang itu dengan mencium pipi raga, ia menyiumi punggung tangan raga dan masuk kesekolahnya.
"Gue relain ga jajan sehari buat lo len" batin raga, ia menghembuskan nafas beratnya dan meninggalkan sekolah arlenia.
***
"Cieee...panda gue udah ga sedih lagi nih" ucap thalita yang entah sejak kapan sudah ada dihadapan arlenia.
"Pokemon...Gue lagi dihukum sama orangtua gue" ucap arlenia memanyukan bibirnya dan menyungkupkan kepalanya dimejanya.
"Gara gara bolos?...alhamdulillah" ucap thalita yang mengusap wajahnya memakai telapak tangannya.
Arlenia menatap kebelakang tempat duduk thalita, ia menatap tas alang dan menghembuskan nafas pasrahnya.
"Ko alang ga bilang si kalo alang digebukin bang raga waktu itu, kok alang ga bilang hp nya bonyok juga" ucap arlenia cemberut.
"Ngapain dia bilang bilang lo!...Depan lo tuh dia sok keren dan kaya ga ada masalah...Soal dia jadian sama dila tuh cuma bohongan len, supaya lo ga bergantung sama dia mulu" ucap thalita memainkan kukunya.
"Menurut pokemon...gue orangnya kaya gimana?" ucap arlenia menatap lekat thalita.
"Jujur ya, gue iri sama lo kalo lo tuh cantik pinter juga kaya, lo orangnya polos sama kaya gue, dan lo orangnya egois yang selalu kabur dari masalah" ucap mantap thalita dengan menaik turunkan alisnya dengan melotot kearah arlenia. Kemudian ia memutar bola matanya kearah lain.
"Ko jujur banget si" tukas arlenia.
"Yaiyalah! Seorang sahabat tuh harusnya nusuk dari depan ya, bukan dari belakang" ucap thalita dengan menaikkan sudut bibir kanannya.
***
Arlenia menunggu bell istirahatnya berbunyi, cacing cacing kesayangan yang ada diperutnya minta dikasih makanan.
Saat bell berbunyi, tanpa memasukkan bukunya kedalam tas. Arlenia langsung lari meninggalkan teman temannya kekantin.
"Alang lo punya niatan kuliah dimana?" ucap radit tiba tiba.
"Gue...Mau diluar negri" ucap alang santai yang membuat arlenia menyemburkan baksonya kegalung yang ada dihadapannya.
"Anjing, monyet lo len!..." ucap galung menaruh ponselnya dimeja dan mengambil banyak tisu.
Thalita mengusap usap punggung arlenia sambil menatap kelayar ponselnya. "Alang...Lo mau keluar negri kuliahnya?" ucap arlenia menatap kesebelah kirinya yang terdapat alang.
Alang bermangut mangut kecil, arlenia menatap satu persatu temannya.
"Kalo alang ke luar negri, siapa yang jaga alen...maksudnya gue...siapa yang jaga gue disini lang" ucap arlenia memanyunkan bibirnya dan menatap alang dengan mata berkaca kaca.
"Lo udah gede, bocah!, bisa jaga diri sendiri" ucap kompak semua temannya yang semakin membuat hati arlenia resah.
Alang mengusap usap kepala arlenia dan keluar begitu saja dari kantin, sedangkan makanan dia belum habis dan belum dibayar.
Arlenia mengikuti alang yang entah mau kemana, dan saat nya ia tiba di kelas 11 B yang didalamnya ada segerombolan cewek cewek cantik. Kini arlenia menunduk dibelakang alang dengan mengeratkan pergelangan lengan alang.
Tiba tiba aja ada yang melepaskan genggaman mereka berdua.
"Awww!" ucap seorang wanita dengan raut wajah perlu dikasihani. Alang langsung mendekapkan dirinya ke gadis itu yang sedang kesakitan.
"Alen, lo kenapa si...Marah marah mulu perasaan sama dia" ucap alang dengan mengerutkan alisnya.
Arlenia melotot kearah alang yang tiba tiba saja membentaknya. Padahal siapa yang melepaskan siapa yang sakit.
"Siapa juga yang nyakitin dia!" ucap arlenia sinis ke dila.
"Lo balik ke kelas sana, gue susul!" tiba tiba alang menarik tangan dila keluar dengan mendorong arlenia.
"Alang..." ucap arlenia dengan mata berkaca kaca. "Katanya cuma bohongan" ucap arlenia tersenyum yang dilihat dengan para gadis didalam kelas tersebut. Arlenia menghembuskan nafas pasrahnya. "Its okay, suatu saat nanti arlenia ga bakal maafin alang yang sok marah gitu ke alen!" ucap arlenia tersenyum kearah luar dan ia pun meninggalkan kelas 11 B itu.
"Maafin gue len, demi kebaikan lo" batin alang yang masih memegang tangan dila dan menariknya kesuatu tempat.
Dila sedari tadi hanya tersenyum melihat tangannya digenggam oleh idolnya itu. "Kita mau kemana ka?" ucap dila dengan nada lembut.
Tiba tiba alang menepis tangan dila sangat kasar sehingga dia meringis kesakitan. "Udah ga sakit kan tangannya?...Gue balik!" tukas alang melotot ke dila dan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A R L E N I A
Fiksi RemajaArlenia Aisyandra adalah seorang gadis dengan paras yang cantik dan anggun. Mata bulat dan coklatnya, rambut panjang yang bergelombang, kulit putih dan hidung yang tak mancung juga tak pesek tetapi pas untuknya, tubuh yang mungil. Semua para lelaki...