Esok harinya, arlenia sengaja kesekolah dengan berjalan kakik supaya dilama lamakan. Ia malas, sekarang teman temannya menjadi cuek kepadanya selain farasya.
Saat sudah sampai dikelas, arlenia menghembuskan nafasnya dan menaruh tasnya dikursinya. Ia menghempaskan tubuh thalita yang ada dimejanya.
"Yaelah panda gue kenapa lagi ni" nyinyir sinis thalita dan duduk didepan arlenia. Arlenia menyungkupkan kepalanya dimeja.
"Gue lagi marah sama lo tha, jangan ganggu!" ucap polos arlenia yang sangat mengejutkan bagi thalita.
"Lahk pokemon salah paan? Ko bilang bilang kalo lagi marah?" ucap thalita meninggi.
"Ya lo!, kata lo...kata lo alang sama dila cuma bohongan jadiannya! Lo bohong tha, alen...gue tau pasti lo sembunyiin ini karena biar gue ga sakit hati kan?" ucap serak arlenia yang menyembunyikan wajahnya ditumpukkan kedua tangannya.
Thalita tidak menjawab, ia berfikir keras bagaimana caranya untuk menghibur sahabatnya itu. Ya, memamng benar dirinya telah berbohong kepada arlenia supaya arlenia tidak kelihatan menyedihkan menjadi seorang gadis bucin.
Thalita mengambil ponselnya disaku seragamnya dan memiringkan ponselnya itu.
"Len!..." ucap thalita terpotong sembari mengguncang guncangkan tubuh sahabatnya itu.
"Ck! Bisa ga si gausah pake kekuatan kalo bangunin panda!" teriak polos gadis itu dengan mengusap kedua pipinya yang basah, kemudian ia menatap bingung ke thalita.
"Alhamdulillahirabbil'alamin hamda yu'afini majidah..." ucap thalita terpotong. Arlenia bergidik ngeri melihat temannya itu sudah gila. "...Yess! Yesss! Pikachu ga jadi mati jirr!" thalita melompat lompat karena kesenangan, arlenia menjambak rambutnya karena kesal.
"Iiih! Sakit tau len!" tukas thalita kembali duduk.
"Kira gue..."
"Kira lo paan?" cibir thalita mengusap usap kepalanya.
"Kira gue sasuke cincang si alang!" desah arlenia kembali menyungkupkan kepalanya.
Mendengar namanya dipanggil, alang langsung mencari siapa pelakunya. "Yuhuuuu Galang Regia kembali dengan membawa pedang baru punya bu neli!" ucap alang dengan santai melewati mereka berdua dan menaruh tasnya dikursinya.
"Pedang bu neli?" gumam keduanya sambil bertatapan.
"Emang bu neli punya pedang?, bagus ga? Bisa buat bunuh diri?" pertanyaan polos arlenia.
"Bu neli? Neli mana?" ucap thalita dengan raut wajah memikir.
"Bu neli lho masa gatau..." keduanya menatap alang dengan tatapan bingung. "Bu neli warung sebelah yang jualan nasi pedang!" ucap alang dengan nada geli.
"PADANG ALANG! PADANGGG!" Teriak keduanya sangat jelas dikuping alang, alang hanya tertawa terbahak bahak.
***
Kini mereka sedang dikantin, tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba saja radit mentraktir sahabat sahabatnya itu. Katanya sebagai pajak jadian, mendengar kata kata itu dan melihat raut wajah senangnya radit, hati thalita seketika hancur berkeping keping.
Akankah thalita seorang gadis yang sangat menyukai pokemon akan menjadi gadis bucin seperti arlenia? Yang sedari tadi nanya kedirinya berapa harga kapak dimatrial untuk dibuat bunuh diri?, thalita saja kebingungan, memangnya ada kapak dimatrial!.
"Bener ya kata pepatah...Mana bisa kambing dinikahin sama kuda dan anaknya jadi kerbau" gumam thalita sembari mengaduk ngaduk mienya sedari tadi, teman temannya aneh dengan kelakuan thalita saat ini, padahal mienya sudah dari tadi belum dimakan dan diaduk aduk saja olehnya.
"Dit..." teriak thalita yang membuat semuanya tersedak makanan secara kompak, radit yang sedang fokus ke game hanya menggumam. "...Kita bagaikan pokemon api sama air ya, lo api dan gue air, kalo gue deket sama lo, lo padam, kaya cinta lo yang sekarang padam ke gue" whatt? Ga salah dengarkan teman temannya?.
Mendengar itu, radit langsung kalah dari game nya, galung menyemprotkan air minumannya yang ada dimulutnya ke arlenia didepannya, begitu dengan alang menyemburkan lagi kuah baksonya kesamping kirinya yaitu arlenia.
"Demi ayam yang bisa terbang ke bulan, demi zombie yang kena virus corona dan keketnya menjadi jadi, demi film naruto yang ngeliatin naruto kencing! Kenapa nyemprotnya ke arlenia semuaaa?!!" teriak arlenia dengan nada cepat, ia mengusap wajahnya memakai tisu dan memukul mukul bahu alang.
"Lo...Lo suka sama radit tha?" ucap galung dengan melotot kethalita dan mendekatkan wajahnya.
"Ko pokemon bisa jadi bucin?" ucap alang ikut ikutan.
"Pokemon? Lo suka sama radit? Apa nya yang disukai? Kan dia jelek, tingginya? Karena sering beliin kuota? Atau apa tha?" pertanyaan bertubi tubi arlenia yang ikut ikutan mendekatkan wajahnya, radit menutup pipinya sembari menatap kethalita.
Thalita hanya berkedip kedip karena malu, ia juga kaget karena sahabat sahabatnya kini sedang mempermalukannya dikantin! Mereka menanyai itu dengan suara yang keras, bagaimana tak malu?.
"Untung gue ga kaget" ucap farasya mengusap dadanya sambil memejamkan matanya.
"GA NANYA NJING" teriak galung, alang, thalita, arlenia, radit ke farasya dengan mendekatkan wajah mereka ke farasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A R L E N I A
Teen FictionArlenia Aisyandra adalah seorang gadis dengan paras yang cantik dan anggun. Mata bulat dan coklatnya, rambut panjang yang bergelombang, kulit putih dan hidung yang tak mancung juga tak pesek tetapi pas untuknya, tubuh yang mungil. Semua para lelaki...