Lima Belas

9 3 0
                                    

Arlenia membaringkan tubuhnya dikasur UKS. Ya, sejak bell sekolah berbunyi lagi, arlenia izin untuk ke UKS karena dia merasa otaknya perlu di fresh.

Ia memejamkan matanya sampai mengeluarkan airmata. Ia tersenyum sambil membayangkan apa yang alang lakuin selama sebelum kejadian itu(kejadian arlenia tercebur kolam).

Tiba tiba pintu ruang UKS terbuka dan munculah sosok alang, arlenia langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"Alang kenapa kesini?" ucap arlenia polos, sembari mengusap pipinya yang basah.

"Udah tiduran lagi, gue cuma mau ngambil hansaplas" ucap alang tanpa menatap arlenia. Ia tampak serius mencari kotak p3k.

"Buat siapa?, siapa yang terluka?"

"Dila, dia minta gue ke uks buat ambilin hansaplas" alang menemui kotak itu dan langsung membukanya, kemudian ia mengambil dua hansaplas dan menutup kembali kotaknya.

"Ko dia lebay" ucap arlenia menatap lekat ke alang, alang membalikkan tubuhnya dengan menatap ke arah arlenia.

"Lebayan siapa len?" ucap alang sambil menatap lekat ke arlenia dan langsung keluar dari UKS.

"Alang...Alang kenapa si" ucap arlenia menangis dengan isakan pelan.

"Kira arlenia alang mau jenguk alen" batin arlenia.

"Gue mau liat kondisi lo doang len" batin alang. Yang mungkin keduanya kompak mengucapkan kata kata mereka dalam hati.

***

Alang melirik kearah raga, ia pun dengan berani mendekati raga dan salim kepadanya. Ia tersenyum manis ke arah raga.

"Arlenia ada di UKS bang" ucap alang melirik kelantai tiga.

"Kenapa dia?, ga lo apa apa in kan" tanya raga serius dengan ekspresi datar.

"Gatau, dia bilang kalo dia ga enak badan tadi" ucap alang tersenyum.

"Bawa arlenia kesini!, mager gue masuk kedalem, nanti gue dikerumunin" ucapnya percaya diri.

Alang bermangut mangut kecil dan masuk kesekolah, ia kelantai tiga ke UKS. Saat dilantai dua, ia bertemu dila and the geng nya, ia tersenyum ganteng ke arah dila dan mengusap usap rambut dila.

"Lo pulang duluan ya, gue diajak mabar sama radit farasya" ucap alang kemudian ia meninggalkan dila, dila menundukkan kepalanya karena pipinya sekarang merona dan di 'cie cie' in oleh teman temannya.

Saat di UKS, alang melihat pucat wajah arlenia yang sedang tertidur, beberapa helai rambut nya menutupi wajahnya. Bibirnya pecah pecah, wajahnya sangat putih bagaikan mayat.

Alang tidak tega untuk membangungkan arlenia, ia kemudian perlahan mengangkat arlenia dan menggendongnya sampai kegerbang sekolah.

"Len bangun" ucap raga menampar nampari pelan pipi sang adik. Arlenia perlahan membuka matanya dan ia kaget didepannya sudah ada raga dan alang yang sedang menggendongnya, arlenia turun dari pelukan alang dan tersenyum kearah mereka berdua.

"Gue ambilin tas lo dulu" ucap alang dengan melangkah masuk kesekolah dengan nafas tersenggal senggal.

"Arlenia cuma ketiduran doang di UKS" ucap arlenia memajukan bibirnya.

"Habis nangis lo?...Kenapa, gara gara apa?" ucap raga dengan wajah yang datar, suara yang tinggi dan menekan. Pandangannya tetap menyorot kearah mata arlenia yang sembab dan hidungnya yang merah.

"Bang raga tau aja" ucap arlenia menyengir.

Tiba tiba alang sudah ada disamping arlenia, tanpa sepatah kata apapun alang memberikan tas arlenia dengan wajah yang datar. Sedangkan arlenia tersenyum kearah alang, sangat canggung dan terjadilah keheningan. Arlenia yang alang kenal adalah arlenia yang cerewet, biasanya arlenia akan heboh sendiri seperti... "Ih ko alang baik banget si ngambilin tas alen, makasih alang ganteng tapi boong" ya, kira kira seperti itu.

"Naik!" tukas raga kepada arlenia. Raga menyorotkan matanya ke alang yang tersenyum kearahnya, alang salim ke raga dan mengusap usap kepala arlenia dan meninggalkan mereka berdua.

"Arlenia udah siap" ucap arlenia dengan suara menyerak.

"Bajingan lo alang" batin raga yang sudah mengetahui penyebab adiknya menangis. "Udah siap buat nangis len?" ucap raga lembut dengan menatap arlenia di kaca spionnya.

"Abang!" ucap manja arlenia dan memeluk raga, kemudian raga menjalankan motornya.

A R L E N I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang