Bab 4

716 90 5
                                    

"Kau yakin mau pulang sendiri ?"

.

.

.

RAY :shape of world


.

.

.

.

Mata Ray mengerjap,

Sudah bangun ya?
Pikirnya.
Tubuhnya terbaring di atas ranjang, menatap langit-langit kamar dan lampu bundar ditengah nya.
Yang ia lakukan sekarang hanyalah menunggu Emma datang dan menggusik paginya

Selain itu..

Benar juga, namanya Anna, dia
Pengurus sukarelawan di perpustakaan, anak dengan Surai pirang lurus sepanjang lengan,
Sering sekali Ray bertemu dengannya, bukan kebetulan, tapi rasanya memang 'sering' itu disengaja, setiap hari ia melihatnya menata buku ketika jam istirahat, menulis daftar buku yang dipinjam dan merapikan meja kursi yang berserakan, mata birunya itu...tak sebiru milik Norman,
Ia tak akan merasa tak asing hanya dengan tatapan biasa,

'terima kasih, Ray.


Sampai jumpa besok!'

Apa gadis itu benar-benar mengharapkan perjumpaan yang ia nantikan hari ini?
Mata Ray kembali terpejam,pria itu menghela nafas berat, mamanya tidak ada dirumah dan sejak tadi ia masih saja tak mendengar suara langkah ribut Emma, apa ia tak akan datang?

Padahal Ray sudah membeli banyak bahan makanan untuk dimasak.

Mungkin ia harus bangun sendiri.

"Ohayou..kau sudah bangun?"

Mata Ray menoleh ke arah pintu yang tergeser,
Oh, pantas saja.
Sepasang retina emerald itu menatap sosok rapi dengan Surai putih kelabu dan mata biru pekat yang setiap harinya ia tatap,
Sosok itu melambai dengan senyum,tanda ia merespon tatapan kejut dari Ray.

"Mengejutkan bukan?"

Ray tersentak, spontan juga bangkit dengan cara yang tak biasa.

"Kenapa kau?"

Mata biru pekat itu berseri, melukiskan senyuman yang baru di pagi Ray,
Norman melangkah mendekat, sambil tetap mempertahankan senyum karismatik khas yang ayahnya turunkan,

"Yah, habisnya, Emma ngotot mau membuat sarapan, sih,"

Katanya sembari menarik futon Ray dari lungkupan tubuhnya,
Sebagai Ray, pria itu hanya terima mengangkat alis heran.

"Emma, memasak?"









"Masak apa dia?"








"Em.. Emma, Emma, Emma!!!!!!!!,menyingkirlah!!"

Ray menelan ludah, dengan kaos putih pendek sebahu dan wajah kusut orang yang baru bangun tidur, ia terima melihat pertunjukan api yang Emma bilang,

Ray : shape of world - [ Promised Neverland. ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang