Bab 24

444 50 13
                                    


.

.

Anna menghela nafas, barusan ia menutup ponselnya dan kembali memilah baju,beberapa pikiran mengganggunya, selain para gadis yang meributkan baju mana yang akan dipakai, pembahasan mereka biasanya melantur ke arah aksesoris dan sepatu nantinya, itu merepotkan karena Anna pasti juga akan kehilangan tujuan aslinya mencari yukata.

"Apa sudah ketemu?"

Suara berat itu menginterupsi tangannya yang tengah memilah gantungan dihadapan nya, Ray sudah berada di sampingnya mendadak, membuat tubuh Anna spontan mengambil jarak beberapa langkah dengannya.

sejenak hening menyelimuti keduanya, Anna tersadar dengan apa yang dilakukannya, mau tak mau ia harus memaksakan pembicaraan mesti agak tergagap ketika mengeluarkan nya.

"A-ah, apa sudah mau pulang?"

Ray menggeleng, pria itu cukup terkejut dengan Anna yang benar-benar berniat menghindarinya selama ini.

"Belum, tapi aku akan menemanimu,"

Katanya memberikan tatapan yakin pada Anna, gadis itu mematung, menggenggam tali tas nya erat, dimana separus wajahnya tertunduk tak ingin bicara dengan Ray.

Itu sebabnya Ray merasa terganggu dengan sifatnya, sebelumnya ia sempat datang ke apartemen nya dan Emma bahkan tak membiarkan nya masuk melewati pintu mereka, beberapa kali ia mengirim pesan Anna bahkan hanya menjawab secukupnya, sejujurnya ini tak biasa untuk Ray, langkahnya tergerak, bersamaan dengan telapak tangannya yang terayun ingin menggenggam lengan Anna ia mulai memaksa.

"Anna, kalau ada hal yang membuat mu-"

"Kumohon menjauhlah."

"Huh?"

Waktu Ray terasa berhenti, ia bersumpah ia tak bisa merasakan detak jantungnya lagi seperti tadi, langkah tegapnya tiba-tiba terasa lemas tanpa tenaga, gadis itu bahkan tak ingin memandangnya.

"Apa maksudmu?"

Ray memastikan, sambil memaksakan langkah dan tangannya yang tertunda, akhirnya, telapak tangan itu bisa menangkup separuh wajah kecil dihadapannya, mengejutkan dengan apa yang diraihnya barusan.

sejenak, Ray terkekeh menyadarinya.

"Wajahmu benar-benar putih sampai kau bisa memerah dengan mudah,"

Gelaknya mengangkat dagu Anna dengan tatapannya, air matanya berlinang, meski cukup mengganggu nya, paling tidak ia mengerti separuh alasan Anna menghidarinya selama ini.

"Aku, aku tidak memerah, Lagipula Ray, lepaskan aku.."

Gadis itu memberontak, bahkan sebelumnya Ray tak pernah melihat Anna yang keras seperti ini, separuh wajahnya bahkan bisa disamakan seperti ceri basah, Ray sendiri tak yakin dengan ini, Anna tak mungkin memiliki alasan bodoh karena menghindari nya sejak ciuman pertama mereka.

"Sebenarnya ada apa denganmu? Kau tau? Beberapa hari ini sifa-"

"Kau berbeda."

Ray terdiam, Anna tak mungkin menggunakan alasan bodoh barusan kan?

"Huh? Apa?"

Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, berusaha melangkah mundur meski Ray terus mendekatinya.

"Ra-rasanya kau berbeda."

Tidak, gadis itu benar-benar menggunakan alasan bodoh yang Ray takutkan, separuh kelogisan itu bisa ia terima terutama bagaimana Anna menutup wajahnya karena perasaan yang tak masuk akal ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ray : shape of world - [ Promised Neverland. ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang