Ray : shape of world - [ Promised Neverland. ]

Bab 6,5

Don dan Gilda.

Mata Don meneluk sayu, barusan ia kena palak Emma, seriusan?!
Disampingnya, Gilda hanya bisa memijat ujung batang hidungnya kesal, jauh di dalam lubuk hatinya ia tak pernah Sudi menganggap pria eksotis ini sebagai pacarnya.

"Kau ini pintar ya.."

Puji Gilda sebagai sindiran, mata Don menoleh dengan tatapan putus asa.

"Kau biarkan bocah itu pergi dengan senampan makanan yang kau bayar."

"Lagipula itu uangku,"

Keluh Don mengubah posisinya jadi berpangku tangan.
Perempatan muncul di jidat Gilda, gadis itu tersenyum sadis pada Don yang duduk disampingnya.

"Kau pikir apa?! Dia kembali kan?! Aku membayarnya saat kau pergi mencari tempura!!
Dia padahal kembali mencarimu!!
Aku membayarnya ...."

Ini dia permasalahannya.

Don terdiam melihat Gilda yang hampir tersungkur di meja kantin, yah , sejak awal gadis ini memang sentimen terhadap uang dan harta.
Perhitungan matematika keuangannya lebih baik dibanding siapapun.
Tapi, dari pada itu, ia lebih pantas disebut pelit.

Don mengulas senyum paksa dari wajah bersalah nya,
Emma juga tiba-tiba datang dan mengatai mereka yang tidak-tidak, salahnya juga Don mengajak Gilda makan semeja di kantin.
Dari pada mengundang perhatian banyak, Don lebih terima membungkam gadis itu dengan uang.

Tak banyak yang bisa ia lakukan, ini juga karena Ray yang menyimpulkan hubungan aneh mereka saat didepan Emma.

"Yah, mungkin karena bocah putih itu juga tidak ada, dia lebih terima disodori uang."

"Tapi aku membayarnya,Donnn!!"

"Soal itu, bukan masalah kan? Cobalah berbaik hati pada orang lain, terutama masalah uang."

Tidak, ia sebenarnya sadar kalau ia juga dipalak Emma dengan mudah,
Gilda terdiam, sedetik kemudian ia melirik Don tajam.

"Kalau kau jadi suamiku, akan kuberi kau makan garam dan tepung."

Iris berkacamata itu bangkit meninggalkan Don yang menganga di meja kantin.

"Yah, aku tak begitu berniat jadi suamimu, sih."

-to be continued-