Para Penadah Aksama

29 7 0
                                    

Kala mereka berada diatas sampan
Terlihat di belakang badannya pemandangan yang rupawan
Pepohonan dan hewan hewan saling bercengkrama
Air sungai dan langit sedang bersenggama

Mereka yang berada diatas sampan tertunduk
Ada yang berdiri dan ada juga sembari duduk
Melihat jemari kaki yang mulai usang
Mengingat ingat apa yang pernah mereka lakukan

Mereka bersama sampan melaju masgyul di atas air
Air yang berembun bila dilihat dari hulu ke hilir
Semakin dalam suasananya
Dalam, mencekam lalu  menyesal

Menyesali apa yang telah dikatakan dan dilakukan
Betapa mereka tahu mereka adalah sebagian alam yang lupa akan sebagiannya
Mereka adalah alam yang enggan mengakui kodratnya

Betapa malu mereka menggunakan air dan kayu
Untuk mencari tempat menadah sebuah Aksama dari Tuhan
Mereka terus melaju

Tuhan mendengar keluh hati mereka
Tuhan melihat gerak mereka
Dan Tuhan Mengampuninya

Tuhan maha pengampun Kawan!!!

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Puisi ini lahir kala berkunjung kesebuah ponpes (pondok pesantren di pelosok)

*Senjaitufana*

Kita Adalah AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang