Kala Semi

16 2 0
                                    

Kau bertingkah seperti ingin bersenggama
Dalam dingin yang mulai memanas
Dalam bisu yang mulai melebur

Retak, retak, retak dan ramai
Kau mengusap pelepah pipi mekarku
Seketika pulalah langit berwarna jingga
Merona, matahari berbinar

Nafsu cinta mulai tumbuh
Dikala semi yang kita nanti
Embun-embun terbangun dari tidur lelapnya
Menetes diselah-selah dadamu

Yang putih, seputih semi yang tak sabar bertemu kemarau
Usahla tertawa, karena kemarau tak sabar menemui gugurnya
Karena tawamu tersimpan lama dalam empat musim bumi

Dan akan mekar ceria dikala musim semi
Memahat-mahat birahi dalam diri
Kita mulailah, sayang! dengan pelukan bias
Karena sesaat setelahnya, kita akan mekar dengan rasa yang telah puas.

Kita Adalah AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang