Ji hye mencoba meraba-raba tangan yang sedang menutup matanya, jari-jarinya panjang dan kulitnya sangat halus. Perlahan orang itu pun menjauhkan tangannya dari mata ji hye dan tersenyum “kau sedang apa?” jae won kemudian duduk di sebelah ji hye, ia pun melirik walpaper ponsel ji hye “aku merindukannya” ucap ji hye sambil menolehkan kepalanya ke arah jae won, “aku pun begitu” jawab jae won. “ji hye, aku merasa.....sedikit pusing” “kalau begitu, kau masuk saja, aku masih mau di sini sebentar “ “tapi aku mau kau menemaniku di dalam” jae won agak sedikit merajuk pada ji hye. Ia pun merebahkan kepalanya di bahu ji hye sambil melingkarkan tangannya di pinggang ji hye, persis seperti waktu di taksi, ji hye diam saja dan hanya menghela nafas, merasa tidak enak jika ia harus menolak jae won, bagaimanapun jae won sedang sakit dan itu semua karena salahnya. Tanpa mereka sadari, jae won yang sudah sadar melihat mereka dari jendela ruangannya. Ia yang semula ingin melihat pemandangan malam, malah melihat pemandangan dimana jae won tengah bersandar sambil setengah memeluk ji hye. Entah kenapa ia merasa tidak suka dengan kedekatan sahabatnya dan wanita yang baru dikenalnya selama sebulan itu, entah kenapa ia merasa ..... sedikit cemburu..
Pagi itu, ji hye mengajukan izin cuti dua hari kepada pihak rumah sakit, ia ingin menghabiskan waktunya dengan joo won, hanya bertiga, ia, joo won, dan ibunya. Ia sebenarnya juga ingin pergi menemui hyun woo, ayah kandung woo bin, dan memintanya menjelaskan semua ini.
Sesampainya di rumah, ji hye langsung memanggil ibunya “eommaaaaaaaa” terdengar sahutan dari arah dapur, begitu melihat ibunya sedang mencuci piring, ji hye langsung memeluk ibunya dari belakang, “eomma, aku rindu sekali denganmu dan woo bin” “ya, sudah seharusnya seperti itu” ucap eomma sambil balas memeluk ji hye. “anakmu sedang bermain bersama bibi Han di kamarmu, coba kau lihat dia” suruh ibunya. Ji hye segera naik ke kamarnya, dan melihat joo won sedang mandi “bibi, biar aku saja” ucap ji hye pelan pada bibi han sambil tersenyum lebar. Ia pun memandikan joo won, memakaikannya popok, memakaikannya baju. Terakhir ia memeluk joo won penuh kasih sayang.
Saat joo won menangis pada tengah malam, ji hye langsung bangun, memberinya susu formula dan menimangnya kembali sampai joo won tertidur, ia melakukannya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Ia sayang sekali pada joo won, sayang layaknya seorang ibu kandung pada buah hatinya sendiri. “joo won, saranghae” bisik ji hye di dekat telinga joo won sambil menggendongnya. Ia mengajak joo won jalan-jalan di sekitar taman tempatnya tinggal, ia menaruh joo won di trolly untuk bayi, dan mendorongnya, wajahnya cerah seklai, seolah ia tidak memeiliki masalah ataupun beban yantg begitu berat. Entah mengapa ia merasa ia tidak bisa hidup tanpa joo won, joo won adalah hidupnya. Ia mengambil joo won, dan menciuminya dengan penuh kasih.
Sore harinya, ketika sedang menonton tv, seseorang mengetuk pintu dan mengejutkan ji hye yang sedang duduk di sofa sambil memangku woo bin, di sebelahnya eomma segera membuka pintu, dan ternyata yang bertamu pada malam hari adalah woo bin, ia menyapa eomma dengan senyumnya yang cerah dan hangat. Sejenak ji hye tertegun melihat woo bin yang sedang tersenyum, wajahnya terlihat lebih tampan kalau ia tersenyum seperti itu, ucap ji hye dalam hati. Ia tetap tersenyum saat melihat ji hye dan tatapannya menghangat begitu melihat joo won, “woo bin~a!!! nae appa” ucapnya sambil mendekat ke arah ji hye dan menggendong joo won. eomma yang daritadi hanya menonton, melihat bingung kepada keduanya. “nae appa ..?”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
haiii readersss !!!! itu di multimedia udah aku sisipin gambar ji hye lagi gendong joo won, so sweet banget ya mereka ^^.
oh iya, untuk karakter jae won, aku masih bingung nentuin siapa yang bakal meranin, di pikiran aku sih, mau nichkun kalau ngga hoya infinite, menurut kalian yang mana ??
KAMU SEDANG MEMBACA
봄비
Fanficaku menunggu cinta pertamaku, sehingga aku kembali ke negara ini. tetapi, di saat aku mencarinya. ia hilang. aku bertemu dengannya kembali, tetapi kini aku tidak bisa menganggapnya kekasihku lagi. ia mengkhianatiku. dengan pekerjaan ku sebagai dokte...