Bagian tujuh

81 15 0
                                    


'Albi ngeselin'

Aprilia maures

***

Pagi pagi sekali, Albi sudah datang untuk menjemput pacar barunya. Tanpa segan, Albi mengetuk pintu rumah Aprilia.

"Iya bentar!" ucap seseorang dari dalam. Setelah pintu terbuka, Albi sempat tersentak melihat seorang cowok di rumah pacarnya itu.

"Masuk kak, nyari Kak Pilla ya?" tanya Ayan ramah, dari seragamnya yang sama seperti Aprilia membuat Ayan mudah menebak kedatangan cowok itu.

Albi mengangguk, mendengar penuturan cowok itu akhirnya ia bisa bernapas lega.

"Kak Pilla! Ada pacar kakak nih!" teriak Ayan.

"Pacar siapa, Ayan?" tanya Bu Tatih dari arah belakang.

"Pacar Kak Pilla, Ma."

"Owalah, gantengnya. Duduk nak."

"Iya tante."

"Panggil saya Ibu aja, saya pengasuh Aprilia."

"Oh, Iya Bu."

'Oh anak itu bukan adik Aprilia, tapi anak pengasuhnya?' Batin Albi

"Ma, Kak..."

"Albi."

"Iya, kak Albi. Ayan panggil kak Pillanya dulu."

Ayan berlari menaiki tangga untuk memanggil Aprilia.

"Kamu sudah lama pacaran sama Pilla?" tanya Bu Tatih.

"Baru kemarin, Bu."

"Oh, masih baru ya. Saya kira, Pilla masih pacaran sama Nak Dirga."

'Dirga ya? Hampir aja gue lupa anak itu.' Batin Albi.

"Mereka udah putus, Bu. Sekarang Albi, pacar Aprilia."

"Iya, Ibu harap kamu bisa jagain Pilla ya."

"Pasti Bu."

"Ya udah Ibu kebelakang dulu."

Albi hanya mengangguk, sembari memainkan ponselnya. Sambil menunggu Aprilia sebaiknya ia bermain game saja.

Tak lama dari itu, Aprilia datang dari arah tangga. Tanpa senyuman tentunya lalu duduk di samping Albi.

"Udah siap?" tanya Albi sembari mematikan ponselnya.

"Iya, yuk berangkat sekarang."

"Siap, pacar."

Mereka bangkit, "Bu, Ayan. Pilla berangkat."

"Gak sarapan dulu?" teriak Tatih dari belakang.

"Di sekolah aja, Bu."

***

Sampai di sekolah, Albi langsung menyeret Aprilia ke kantin, "Makan!" Perintah Albi, mereka sudah duduk manis di bangku pojok.

"Gak laper, Bi."

"Kamu belum sarapan, Aprilia. Buru makan, bentar lagi bel."

"Iya, bawel banget sih."

Selama Aprilia makan, Albi menyibukkan diri dengan bermain game.

"Sudah." Aprilia bangkit setelah menyelesaikan makanannya.

"Bagus, yuk ke kelas." Albi ikut bangkit, dan tak lupa menggenggam tangan Aprilia. Entah dorongan dari siapa, gadis itu hanya diam menerima perlakuan Albi.

Sebuah pilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang