(M)
"Apa kau sebegitu murahan nya hingga memberikan tubuh mu pada ayah mu sendiri?"
"Bagaimana mungkin aku bisa melupakan mu disaat kau sendiri selalu berkeliaran di depan mataku"
begitulah,Kisah seorang gadis kecil berumur 20 tahun,Yang mencintai...
Setelah dekat dengan mu. Kini aku menjadi serakah. Aku ingin hidup menua bersamamu. Aku ingin mengatakan pada diriku nanti bahwa kisah kita begitu romantis. . . .
Happy Readings~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yerim menatap Jungkook dengan sangat terkejut.
Kemudian matanya menjadi berbinar-binar.
"K-kau serius dad?" Yerim berusaha memastikan ucapan Jungkook bukanlah sekedar halusinasi nya saja.
Jungkook terkekeh pelan melihat reaksi Yerim.
'Apakah sebegitu bahagia nya dia?'
"Ya, aku serius. Tapi jika kau gagal, Lupakan perasaan mu dan anggaplah aku seperti semestinya, mengerti?"
Yerim terdiam mendengarnya. Semangatnya sedikit goyah, Tapi meskipun begitu dirinya mendapatkan sedikit harapan untuk mendapatkan Jungkook walaupun Yerim merasa tak yakin sepenuhnya
"Yerim-ah.. Kenapa ka-kau masih menyukaiku setelah hal i-itu?" tanya Jungkook gugup takut menyinggung Yerim.
Yerim terkejut mendengarnya, Dia tak menyangka jika Jungkook akan menanyakan hal itu padanya.
Kenangan yang tak pernah mau diingatnya. Ingatan yang sudah Yerim kubur dalam dalam.
"Tak usah menjawab nya jikaー"
"Karena hatiku, Aku ingin melupakanmu tapi aku tak bisa," balas Yerim cepat namun terdengar lirih.
Jungkook bungkam mendengarnya, Kini sekelabat ingatan menyakitkan itu kembali melintasi benak mereka berdua.
Flashback on.
"KIM YERIMMM..." Teriak Wendy di penjuru kantin membuat orang-orang mendelik kesal melihatnya.
"Apa?" Sedangkan yang di panggil hanya menyahut dengan malas.
"Apa ーhoshh.. apa kau akan hosshh" Wendy tak melanjutkan ceritanya, Dirinya malah terengah-engah tak jelas karena berlari dan berteriak kencang sedari tadi.
Yerim memandang Wendy malas sambil menyodorkan minuman nya.
"Minumlah dulu"
Glek..
Glek..
Glek..
Yerim memandang Wendy tak percaya, Minuman yang baru dirinya pesan habis dalam sekejap karena Wendy.
"Jika perkataan mu tak berguna sama sekali, Kau harus membayar minuman ku ya"
Uhukk.. uhukk...
Wendy malah terbatuk dengan wajah terkejutnya.
"Ayolah Son Wendy tenanglah sedikit" geram Yerim gemas melihat tingkah absurd Wendy.
