(M)
"Apa kau sebegitu murahan nya hingga memberikan tubuh mu pada ayah mu sendiri?"
"Bagaimana mungkin aku bisa melupakan mu disaat kau sendiri selalu berkeliaran di depan mataku"
begitulah,Kisah seorang gadis kecil berumur 20 tahun,Yang mencintai...
Aku mencintaimu. Sungguh, Sesederhana itu. . . . .
Vote + komen ✔
Happy Readings~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa kau sebegitu murahan nya hingga memberikan tubuhmu pada ayahmu sendiri?"
Aku menatap kecewa pada Yerim.
Merasa tak menyangka, Aku menjaga nya, Mengajarkan nya selama ini dan kini dia datang membawa kabar bahwa dirinya hamil? Terlebih itu adalah anak dari Jungkook calon ayah tiri nya.
Aku tau Yerim masih mencintai Jungkook, Tapi apakah harus seperti ini.
"Maafkan aku.. Aku tau setelah ini kalian akan membenciku, Menganggapku jijik, Tak apa aku terima."
Sejujurnya, Hatiku sakit melihat bekas tamparan tangan ku dengan jelas di kedua pipi tirus nya.
Aku tak pernah menamparnya selama mengenal nya, Mau semarah apapun itu, Tapi entah mengapa kali ini aku hilang kendali.
Dirinya bahkan masih memaksakan senyum nya.
"Tetaplah sehat selalu, Semoga kalian akan selalu berbahagia dan bersama, maafkan aku telah membuat kalian berdua malu, Eomma.. ah tidak maksudku, Eonni.. Oppa.. Terimakasih telah menjaga ku, Maafkan aku yang selalu menyusahkan kalian, aku benar- benar bahagia memiliki kalian, terutama Wendy eonni yang sudah menjaga dan membimbingku selama ini, Menggantikan posisi ibuku, meskipun ini akan berakhir. Tapi tak apa, Aku akan mengikhlaskan nya.."
Yerim..
"Itu saja, Aku kemari hanya akan mengatakan hal itu, tak masalah kalian tak akan menyukai ku lagi setelah ini, Kalau begitu aku pamit, Sekali lagi maaf dan terimakasih, Aku pamit,"
Aku begitu tertegun mendengar ucapan Yerim.
Aku bahkan berusaha tak peduli saat netraku menangkap cairan dari matanya yang siap tumpah.
Aku berusaha bersikap acuh saat dirinya pamit dan aku tak melakukan apapun.
Tapi Yoongi menyenggol lengan ku.
"Apa? Kau mau membela Yerim?"
"Kau tidak mengejar Yerim?"
Aku mendecih mendengarnya Seolah tak suka, Tapi aku ingin sekali rasanya berlari ke arah nya, memeluknya, menenangkan gadis itu, menyuruhnya untuk membagi beban nya dengan ku.
