(M)
"Apa kau sebegitu murahan nya hingga memberikan tubuh mu pada ayah mu sendiri?"
"Bagaimana mungkin aku bisa melupakan mu disaat kau sendiri selalu berkeliaran di depan mataku"
begitulah,Kisah seorang gadis kecil berumur 20 tahun,Yang mencintai...
Tuhan, Bila dia jodohku, Tolong dekatkanlah kami... Tapi jika dia bukan jodoh ku, Maka tolong jauhkan lah kami. Sejauh jauhnya.
. . . .
Happy Readings~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keduanya hening, tak ada yang berbicara, Mereka membiarkan angin berhembus menerpa tubuh mereka.
"Kenapa kau ada disini? Udaranya tak baik untuk mu, kau bahkan hanya memakai baju tipis,"
Yerim mengangkat bahunya cuek.
"Sama dengan mu."
"Kenapa aku?" Tanya pria itu bingung.
"Bukankah kau juga sedang menenangkan dirimu? kau sedang patah hati kan?" Seru Yerim tanpa memandang nya.
Lagi-lagi pria itu terkejut.
"K-kau.. Huuhhh.. sepertinya tak ada pilihan lain selain bercerita padamu,"
Yerim tersenyum senang, Lalu menyandarkan tubuhnya pada tubuh pria itu.
"Pilihan yang bagus, Aku akan mendengarkan,"
Pria itu mengancingkan coat Yerim, Juga memeluk Yerim beserta dengan mantel yang di pakainya agar Yerim tak kedinginan.
Yerim yang merasa nyaman memilih memejamkan matanya.
"Kau tau Kim Yerim, aku menyukai wanita itu sudah sangat lama sekali, sejak aku masih bersekolah, aku selalu memperhatikan wanita yang sedang bekerja di sebuah cafe. Dia sangat cantik, Aku selalu datang ke cafe nya."
"Aku selalu memperhatikan nya. Tapi ya aku bukanlah orang yang tampan, Aku hanyalah bocah ingusan yang masih duduk di bangku SHS. Dia tak akan melirikku, dia butuh seseorang yang mapan, sedangkan aku?"
Pria itu menghela nafasnya yang seakan sesak.
"Hingga aku belajar dengan giat agar cepat lulus sekolah dan mencari pekerjaan. Agar aku percaya diri mendekati nya. Tapi.. Kau tau apa yang terjadi Yerim-ah?"
Yerim mendongak menatap wajah pria yang sedang bercerita itu.
Terlihat raut kesedihan di matanya.
"Aku terlambat, dia sudah mempunyai kekasih yang siap mengajak nya menikah, aku benci diriku, aku benci pria itu aku benci segalanya, Oke anggap saja aku egois, aku seperti terobsesi padanya."
"Aku tak ingin mereka menikah, Hingga aku pergi dari tempat dimana mereka melangsungkan pernikahan. Aku mencoba melupakan nya tapi tak bisa."
"Aku mendengar kabar bahwa mereka mempunyai anak perempuan. Dan belum lama ini suami nya meninggal dunia. Aku kira aku akan mendapat kesempatan, Tapi ternyata dia akan kembali menikah Haha.. kau tau Yerim-ah.. Lagi-lagi aku kalah cepat," lirihnya.
