II

824 139 37
                                    

Ji Ryuka

Panjang ceritanya bagaimana para petugas polisi akhirnya menemukanku dalam keadaan pucat tak bertenaga. Sampai mereka membawaku ke sebuah kantor polisi terdekat, kemudian dimintai keterangan sampai mulut berbusa-seolah aku ini mesin pencarian google.

Tak habis pikir, rencana baikku kuliah di universitas terbaik Daegu mendapat sambutan tak seindah ekspektasi. Segalanya kupersiapkan jauh-jauh hari, mulai dari menyusun jadwal kegiatan dengan teliti. Kenyatannya, belum satu jam tiba, maut justru nyaris menjemputku dengan keji.

"Ryuka-ssi, memangnya mau kemana?" Suara pria itu memecah lamunanku.

Lantaran terlalu sibuk dengan pikiranku, aku sampai melupakan seseorang yang mengajakku sarapan pagi tak jauh dari kantor polisi. Kami baru mengenal sekitar tiga jam yang lalu. Namanya Taehyung.

Dia salah satu dari petugas polisi yang menemukanku tadi malam. Kalau dilihat-lihat, dia tidak cocok menjadi polisi dengan wajah tampannya itu, akan lebih layak jika Taehyung menjadi seorang idol. Terlebih, dia masih cukup muda.

"Ah ya!" Aku menggantungkan kalimat, jemariku mengeser layar ponsel , kemudian menunjukan gambaran peta digital yang tadi sempat kugunakan. "Aku mau kesini. Anda tahu, Opsir?"

Ia tampak mengamati beberapa saat. "Ini tidak jauh. Letaknya dekat dengan jalan raya utama," ungkap Taehyung.

"Kenapa malah memilih melewati jalanan mencengkam seperti tadi malam?"

Aku berpikir cukup lama memikirkan jawaban yang tepat. Hanya tak ingin malu jika Taehyung mengetahui bahwa aku tidak bisa membaca GPS.

Tak bisa kupungkiri, aku selalu melihat seorang dari rupanya-aku tau itu bukan hal baik dan aku sudah berusaha menyingkirkannya-dan wajah Taehyung ini termasuk yang tidak bisa kuabaikan begitu saja.
"Ryuka-ssi?"

"Itu ... aku tidak bisa membaca GPS," jawabku sembari menyengir kaku. Aku salah bicara. Wajah Taehyung terlihat jelas sedang menahan tawa.Ia tampak beberapa kali menempelkan sendok ke bibirnya-menahan senyum.

"Wae? Ada yang aneh?"

"Tidak. Tidak sama sekali," tukasnya.

"Hanya saja, rasanya kurang wajar untuk seseorang yang akan masuk kesalah satu universitas terbaik kota Daegu."

Aku buru-buru bangkit sebelum melihat wajah mengejeknya. "Ah sudah! Aku harus segera ke rumah baruku."

Taehyung mengikutiku berdiri dari kursinya."Aku akan mengantarmu takutnya kau tersesat lagi, lagi pula barang-barangmu masih dikantor polisi."

Taehyung kemudian mendahuluiku, membuatku telihat seperti mengekorinya.

Hanya butuh lima menit dengan berjalan kaki untuk sampai di kantor polisi. Sekarang, tempat ini lebih ramai dari sebelumnya. Aku dan Taehyung memasuki ruangan. Hal pertama tertangkap visiku adalah beberapa polisi berkrumun-tampak tengah mengamati sebuah papan tulis. Aku tidak tau banyak, tapi aku sering melihat di televisi papan seperti itu digunakan untuk mencatat dan menempelkan info temuan-temuan kasus.

Kami mendekat. Belum sempat kami menyapa, salah seorang dari mereka menatap kami dengan tatapan horor.
"Yya! Opsir Taehyung, kau mau menculik saksi kunci kita?!" tuduh polisi itu.

THE SWEET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang