III

681 125 71
                                    



*Yoongi*

"Bagaimana pekerjaanmu?"

Tanpa mengucap salam atau pun sapaan, seseorang di ujung panggilan langsung bertanya tanpa basa-basi tentang pekerjaan yang baru semalam aku selesaikan.

Aku yang baru bangkit dari dikasur hanya menjawab singkat, "Lancar."

"Tidak ada kendala?" Tanyanya sekali lagi, seolah meragukanku.

"Tidak." Jawabku cukup singkat.

Rasanya kantuk masih mendominasi diriku sepenuhnya, tapi boss ku itu entah mengapa tak pernah memberiku waktu untuk sekedar berbaring dikasur seharian walaupun pekerjaan sudah ku selesaikan dengan begitu apik.

Namun agaknya pria di ujung panggilan sana masih ingin mengorek lebih dalam, "Yang benar?"

Pada akhirnya aku hanya menghela nafas lalu dengan malas menceritakan yang sebenarnya, ya! Walaupun nanti orang ini akan bertriak rempong. "Tidak juga, ada yang melihatku tadi malam," jelasku masih dengan suara parau seperti manusia kebanyakan yang baru saja mengumpulkan nyawa dipagi hari.

Dugaanku tak pernah melenceng, tampa menunggu hitungan detik suara melengking terdengar dari sebrang sana membuatku sebagai pendengarnya reflek menjauhkan ponsel dari telinga.

"BODOH! TELEDOR SEKALI BAGAIMANA BISA?"

Rasa kantuk di kepalaku yang tak bisa ku lampiaskan membuatku semakin naik pitam dan hendak mencaci maki bapak-bapak tua ini.

"Berhenti bertriak kau itu sudah bapak-bapak pita suaramu bisa saja melompat keluar, lupakan saksi itu! aku sudah menyelesaikan semua," terangku menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa sesungguhnya saksi yang sedang menjadi perbincangan kami sudah ku enyahkan kendati aku sempat kehabisan peluru.

Tetapi boss ku itu tak mudah percaya dengan setiap kata yang keluar dari mulutku seolah-olah aku ini pembohong besar yang dapat merusak hidupnya.

" kau sudah memastikan nya, kau kan tidak--"

Aku yang malas mendengar kalimat-kalimat tampa faidah itu langsung memutuskan sambungan sepihak, kemudian melempar ponsel tadi sembarangan tampa memperdulikan kemana benda tersebut akan mendarat. Toh nanti kalau rusak aku mampu beli lagi.

"Mengganggu orang tidur saja." Monologku sebelum akhirnya dua detik kemudian sudah terkapar sempurna diranjang, inilah duniaku yang sesungguhnya kasur nyaman untuk melepas segala keluh kesal. Mungkin aku akan terbangun besok atau lusa tergantung kapan tuhan akan membangunkanku, atau malah tidak pernah. Tidak apa-apa aku juga tidak keberatan.

Drrtttttt.... drrtttttt.....

Brengsek umpatku dalam hati, aku pikir ponsel itu sudah hancur atau kalau tidak ya rusak dan membuat hibernasi ini bisa berjalan dengan lancar. Kendati demikian saat mataku tertutup selama beberapa menit saja, ponsel yang baru kubeli pekan lalu itu kembali mengacaukan suasana.

Ku pastikan panggilan itu berasal dari orang yang sama yang bicara padanya beberpa waktu yang lalu, boss sialan! Karna memang pada dasarnya aku hanya memiliki satu nomor yang tercatat pada daftar kontak, sama seperti pada ponsel-posel sebelumnya.

THE SWEET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang