XIV

343 50 55
                                    

Aku tidak tau bagaimana takdir bisa membawa si brengsek Hyunsik itu bisa bertemu denganku saat aku sedang bersama gadis bodoh itu.

Mati sudah rasanya. Aku sudah bisa menebak bagaimana dia akan melotarkan ribuan kata untuk mengata-ngataiku bodoh, tolol dan gila.

Aku harus belajar menerima itu karna kenyataanya aku memang begitu. Dan Ji  Ryuka adalah satu-satunya orang yang pantas disalahkan atas kondisiku.

Tak usah ku jelaskan panjang lebar. Dari tadi aku hanya memaki-maki dalam hati saat tak tau sampai kapan perasaanku akan terus ragu memasukan Amatoxin pada minuman yang akan tersaji untuk gadis itu.

Kalau ingin tau Amatoxin adalah racun yang kugunakan sebagai jalan pintas untuk membunuh gadis itu ketika pistolku telah mengibarkan bendera putih.

Tapi...

....meskipun tinggal menuangkan saja, rasanya seperti sedang menjinakan ular sanca. Berlebihan memang tapi sensasinya nyaris sama. Sulit bukan main.

Bagaimana sekarang?

Boss brengsek itu akan menghabisiku  saat aku benar-benar gagal menghabisinya. Tapi marilah kembali kepada perasaanku, bagaimana hati ini telah diam-diam menghangat saat berada di dekatnya.

Seharusnya aku memang terlahir menjadi pohon pisang saja.

Lakukan Shin Yoongi! Kau pasti bisa.

Cheer up beby~~

Tanganku gemetar. Ayolah sedikit lagi. Aku yakin aku bisa, aku hanya tinggal menuangkannya dan semua selesai.

Ku tarik nafas dalam-dalam---

Drrtt.. drrtt..

Setan! Terkutuklah wahai pengirim SMS yang tidak tepat pada waktunya.

Namun karna aku tau pesan itu adalah dari Hyunsik, Ryuka atau kalau tidak ya operator terpaksa aku meletakkan racun itu dan merogoh saku tempat di mana ponselku bergetar.

Dan aku tak pernah salah, setelah melihat nama bapak uang tertera di bilah notifikasi segera ku buka isi pesannya dan membacanya.

Bapak Uang👾

Semoga kencan kalian bejalan dengan baik.
Setelah itu aku akan membunuh kalian. Menikahlah di alam baka Shin Yoongi.

Aku menggenggam ponsel itu kuat-kuat. Jika saja itu adalah sebuah kertas mungkin akanku remas itu sampai tak lagi berbentuk. Berhubung itu hanya ponsel jadi ku masukan benda itu kembali ke tempat asalnya dan berfokus pada tujuan awal mengajak gadis itu kemari.

Tanganku kembali meraih racun itu. Namun sekali lagi tanganku gemetar dan perasaanku bimbang. Duhai Tuhan yang agung aku butuh bantuanmu.

"Hyung kau membuat apa? Lama sekali."

Oh.. sialan!

Hoseok berhasil mengejutkanku. Membuatku harus terperanjat dan secara tidak sengaja sudah menuangkah racun  pada minuman ini.

Sekarang bagaimana? Apakah aku harus memaki pria ini atau menyanjungnya tinggi-tinggi karna telah membuatku melakukannya.

Aku beranjak dari tempat. menghampiri Hoseok di depan meja bartender. "Aku hanya membuat minuman untuknya. Kau bawa minumanku itu ya?!" titahku lantas pergi beranjak menuju tempat dimana Ryuka berada

Saat aku baru saja sampai di depan mejanya. Tatapan anehnya menyambutku. Entah tatapan macam apa itu, benci tidak senang pun tidak.

"Matamu mau ku colok? Jangan menatapku seperti itu!" Karna tidak nyaman aku menegurnya sinis langsung membuyarkan aktifitasnya.

THE SWEET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang