XII

281 52 18
                                    

Susah payah aku berjalan dari halaman rumah Yoongi ke rumahku sendiri, luka di paha ku ini masih terasa ngilunya, terpaksa aku akan bolos kuliah lagi. Tapi kalau di pikir-pikir luka ini lebih baik dari pada mati ditangan pembunuh kurang ajar itu.

Tubuhku sudah terbaring sempurna di ranjang. Sambil mengamati langit-langit kamar aku menunggu diriku sendiri larut dalam dunia mimpi. Tapi anehnya, aku tak kunjung mendatangi alam mimpi meski mataku sudah ku pejamkan erat-erat.

Suara serak nan berat dari pembunuh itu seakan kembali membisiki telingaku, melarangku untuk terlelap. Aku malah takut sekarang. Bagaimana jika dia datang lagi? Aku menyesal sudah menolak Taehyung untuk tidur di rumahku lagi.

Bersamaan dengan itu, wajah Yoongi entah dari mana juga ikut muncul dalam benakku, wajah putih bersih yang sedang tersenyum memperlihatkan gummy smilenya.

Oh Tuhan! Kenapa aku masih memikirkan itu.

Ayo tidur Ryuka.

Sayangnya, saat mataku baru saja terpejam suara notifikasi ponsel di tepi ranjang membuatku terperanjat.

Ada pesan?
Mungkin hanya operator?

"YA! Beri aku nomor telfonmu!"

Aku mengela nafas, akhirnya tanganku mengambil benda persegi panjang itu dari nakas, melihat siapa yang mengirimkan pesan malam-malam.

Sebuah nomor tidak di kenal.

Penasaran aku membuka isinya,
Begitu membaca setiap kata di pesan itu. Jantungku ingin keluar dari tempatnya, mataku membelak sempurna, bahak ponselku sempat-sempatnya jatuh mengenai dahiku.

Aku meringis, kemudian cepat-cepat memungut ponsel itu kembali, membaca pesan tadi sekali lagi, barangkali cuma berhalusinasi.

'Ini Yoongi!!
Aku hanya ingin bilang, kalau sudah sembuh, ayo jalan bersamaku!
Aku serius, aku tidak mabuk!'

Aku melompat dari ranjang sangking terkejutnya,melupakan aku masih punya luka yang masih terbalut perban.

Apa-apaan ini?

Ya tuhan, apa dia gila? Atau apakah aku yang gila?

Dia? Patung es yang diberi nyawa itu? Mengajakku berkencan? Dia bercanda?

Oh Tuhan bagaimana ini? BAGAIMANA INI?

BRENGSEK KAU SHIN YOONGI.

Aku coba menarik nafasku.

Tarik...

Keluarkan...

Setelahnya mendaratkan pantatku pada sisi ranjang dan mulai menelaah kalimat itu baik baik.

Oke! Bagimana aku membalasnya?

'YYAK! KAU SUDAH GILA YA PATUNG ES??
TENTU AKU MAU😍😍😍'

Yyak! Gadis seperti apa aku ini? Murahan sekali!

Delete

'Iya! Aku mau jalan-jalan bersamamu☺'

Ya ampun! Apa kesannya terlalu senang ya dengan tawaran itu.

Delete

Baikah! Tarik nafas...

'Tapi hanya jalan-jalan ya? Tidak lebih! Aku tak mau kencan denganmu! Patung es👍.'

Send

Ku letakan ponsel itu di sisiku. Selanjutnya aku menggigiti jari sembari menunggu balasan darinya. Bodohnya aku! Kenapa harus segugup ini.

Drtt..

THE SWEET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang