Day 4 [3]

3.2K 406 13
                                    

"Kenapa arcade?" tanya Wonwoo begitu mereka keluar dari toko buku.

"Sudah lama aku tidak kesana." Jawab Jihoon, "sesekali aku tidak memegang lembar partitur itu menyenangkan." Lanjutnya.

Wonwoo mengangguk saja, ia mengikuti langkah-langkah Jihoon menuju arcade yang berada beberapa meter dari toko buku.

"Oh ya, Wonwoo." Panggil Jihoon, Wonwoo membalasnya dengan gumaman, "ini tidak kali pertamanya kau ke arcade kan?"

.

.

Arcade hari itu ramai sekali, tapi itu tidak menyurutkan niat Jihoon yang menggebu. Begitu sampai, mereka membeli koin dan segera menuju suatu mesin game yang terlihat lenggang dan memainkannya, lalu setelah puas, mereka beralih pada mesin game yang lain.

Wonwoo menikmatinya. Walaupun sesekali tempat itu membuatnya teringat lagi pada Mingyu, ia tetap menikmatinya. Bermain bermacam-macam game membuatnya merasakan bebannya sedikit berkurang.

Hingga sebuah pertemuan yang tidak ia harapkan terjadi.

Wonwoo mendesis kesal. Ia melihat layar mesin game yang menampilkan kata-kata 'YOU LOSE' yang ke-6 kalinya. Ia mengumpat dalam hati. Siapa sih yang berkali-kali mengalahkannya ini? Ia lalu berdiri untuk melihat di balik monitor mesin game dan langsung menatap sengit pada seseorang yang berada di balik monitor yang lain yang sedang merayakan kemenangan dengan bersiul keras.

Lalu mata mereka bertemu dan kedua tubuh itu membeku di tempat.

"Wonwoo…"

"Mingyu.."

Wonwoo dengan cepat membuang muka dan mencari Jihoon untuk di ajak pulang. Namun saat ia menoleh kearah Jihoon yang tadi duduk disebelahnya untuk memainkan game yang sama, kini Jihoon tidak ada, bagai hilang di telan bumi.

"Jihoon?!" panik Wonwoo. Ia mengerdarkan pandangan, mencoba mencari sosok mungil agak gemuk Jihoon di antara muda-mudi yang bersliweran.

"Jihoon?!" panggilnya dan berlari mencari Jihoon. Dalam hati dia mengumpat, kenapa Jihoon malah pergi entah kemana saat ia butuh pemuda itu?!

"Jihoon?!"

Mingyu mengikuti langkah Wonwoo yang panik mencari Jihoon. Mingyu sendiri sudah tidak peduli dengan Yura yang sepuluh menit yang lalu hilang entah kemana. Gadis itu menepuk bahunya dan berkata untuk pergi ke mesin game yang lain, tapi saat ia mencarinya dengan mata, Mingyu tak menemukannya di manapun.

Mingyu merasa tidak beres dan kecurigaannya terbukti ketika ia bertemu Wonwoo dan pemuda itu kehilangan temannya. Ini seperti seseorang telah menyusun rencana agar mereka berdua bertemu. Siapapun orang itu, Mingyu merasa berterimkasih.

"Jihoon. Kau dimana….?" Tanya Wonwoo pelan.

"Wonwoo."

Wonwoo menoleh, mendapati Mingyu yang beberapa menit yang lalu ia lupakan karena sibuk mencari Jihoon. Napas Wonwoo menderu, ia menatap Mingyu dengan mata ketakutan.

Mingyu lalu menggenggam kedua tangan Wonwoo, "Kau tidak usah panik. Jihoon bukan anak kecil yang bisa menghilang begitu saja, kau pasti bisa bertemu dengannya nanti…." Mingyu menggaruk lehernya yang tak gatal, "umm… jadi,,, tenangkan dirimu."

Wonwoo terdiam. Menatap kedua tangan yang menggenggam tangannya. Wonwoo merasa rasa rindu menyeruak di dadanya. Genggaman tangan yang ia rindukan kini menggenggam tangannya lagi, ia senang sekali, namun dengan cepat di tutupinya perasaan itu dan menepis tangan Mingyu.

Lalu dengan canggung sambil mengusap tangannya dengan gelisah, Wonwoo berucap, "Iya… aku rasa aku terlalu berlebihan…"

Keadaan diantara mereka semakin canggung dan tak ada yang berbicara sama sekali. Wonwoo tidak menyukai kecanggungan ini dan berbalik untuk mencari keberadaan Jihoon lagi. Mingyu yang tak tahu harus apa, lebih memilih mengikuti langkah Wonwoo sambil sesekali mencari sosok Yura yang menghilang entah kemana.

Capek mencari, keduanya memilih keluar dari arcade. Mata Wonwoo membulat saat mendapati Jihoon bersama Soonyoung hendak pergi dengan motor.

"Jihoon!"

Jihoon menoleh, tersenyum lebar, "Ah! Maaf Wonwoo! Sampai besok!" lalu Jihoon dan Soonyoung pergi meninggalkan asap mengepul kearah mereka.

Wajah Wonwoo memucat, kenapa Jihoon meninggalkannya begitu saja?

Wonwoo lalu melirik takut-takut pada Mingyu yang sedang memainkan ponselnya.

Jangan-jangan pertemuan ini di sengaja?!

Dengan cepat Wonwoo bergerak menjauhi Mingyu, selangkah demi selangkah. Tapi sialnya, saat ia akan berlari, tangan Mingyu bergerak cepat untuk menahan lengannya. Wonwoo memberontak, menggoyangkan tangannya yang di cengkram Mingyu secara brutal untuk melepaskan diri.

"Wonwoo, kita harus bicara."

Wonwoo tidak menanggapi, masih tetap berusaha melepaskan diri dari Mingyu.

"Won—ARGH!"

Wonwoo mengigit tangan Mingyu beringas dan cekalan Mingyu melengah. Mendapat kesempatan, Wonwoo segera melarikan diri.

"Wonwoo!"

Mingyu mengejarnya. Dalam hati mengumpat karena lari Wonwoo luar biasa cepat, tapi berkat stamina dan kaki panjangnya, ia sudah berada satu meter di belakang Wonwoo.

"Tunggu, bodoh!" teriak Mingyu.

Wonwoo menggeleng keras dan terus berlari.

"Hey! Tunggu!"

"Heyy! Heyy!"

"Berisik! Namaku bukan heyy!" kesal Wonwoo.

Tapi Mingyu tetap meneriakinya dengan 'hey' dan orang-orang yang mereka lewati melihat mereka dengan aneh.

"Namaku bukan hey!"

"Oh! Jadi kau ingin aku memanggil namamu?!"

Wajah Wonwoo yang sudah memerah karena berlari, makin memerah, "Untuk apa kau mengejarku?! Biarkan aku sendiri!"

"Dalam mimpimu, heyy!"

"Namaku bukan heyy!"

Mingyu menghembuskan napas keras-keras, kesabarannya sudah hampir diambang batas, ia lalu mempercepat langkahnya. Wonwoo yang melihat hal itu panik, apalagi wajah Mingyu tidak bisa dibilang ramah sama sekali.

"Sayangku! Berhenti berlari!" teriak Mingyu panik saat melihat ada tiang listrik di depan Wonwoo.

Wajah Wonwoo memanas, "Apa?!—ARGH!"

Duak!

Kepalanya membentur tiang listrik dengan telak dan pandangannya langsung berkunang-kunang. Tubuh Wonwoo jatuh merosot dan Mingyu dengan cepat menahannya sebelum menyentuh tanah.

^^0^^

Written by Coffey Milk

Seven Days and Come Back to Me 🐶 Meanie [⏮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang